REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai persona yang besar di dunia kampus, Wakil Presiden Boediono tentu memiliki sejumlah gagasan untuk diterapkan dalam rangka pembangunan perekonomian Indonesia. Tak terkecuali dari sisi daya saing bangsa.
Boediono mengawalinya dengan mengutip pemikiran ekonom Jerman, Friedrich List. Menurut Boediono, List menjelaskan bahwa suatu bangsa akan selamat dan maju apabila membangun kemampuan produktif.
Terdapat dua pilar utama yang berperan sebagai penopang yaitu kreativitas manusia dan modal fisik. Konsep List, kemudian dilengkapi ekonom Amerika Serikat kelahiran Austria Joseph Schumpeter.
Boediono menyebut, Schumpeter mengingatkan bahwa ide atau penemuan yang dihasilkan dari kreativitas manusia akan mempunyai dampak kepada produktivitas. Apabila dan hanya diterjemahkan menjadi inovasi dalam proses produksi dan kegiatan ekonomi nyata.
Schumpeter menggarisbawahi peran sentral wirausaha dalam mentransformasikan ide menjadi kenyataan. Selain itu, Schumpeter juga menegaskan satu proses penting lagi yaitu creative distraction.
Maksudnya, perusahaan yang mengadopsi inovasi harus diperbolehkan menggeser atau mengganti perusahaan yang produktivitasnya mandek. Proses ini akan terjadi jika proses kompetisi antarperusahaan terjadi.
"Kebijakan melindungi perusahaan yang tidak mampu bersaing akan menghambat proses creative distraction dan menghambat daya saing secara keseluruhan. Proses seleksi alamiah harus terus berjalan," kata Boediono.