REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Keberadaan tenaga kerja Indonesia ternyata menguntungkan Arab Saudi. Ironisnya meski dari sisi produktivitas tinggi namun dibayar rendah.
Hal itu dikemukakan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdurrahman Muhammad Fachri pada wartawan saat melakukan kunjungan ke Terminal Al-Ghaza, Jum'at malam (12/9).
Di samping keberadaan tenaga kerja, pariwisata di Arab Saudi yang mendatanagkan banyak warga negara Indonesia termasuk yang melaksanakan ibadah haji dan umroh juga memberikan berkah bagi Aeab Saudi.
''Jadi kita lebih banyak memberi ke Arab Saudi daripada meminta. Karena itu kita tidak usah merasa tidak nyaman dengan Arab Saudi, karena lebih banyak yang diberikan Indonesia kepada Arab Saudi daripada Arab Saudi memberi Indonesia,''ujarnya.
Menurut dia Perdagangan Indonesia di Arab Saudi diperkirakan sekitar 8 miliar dollar AS diantaranya 5 miliar AS untuk membeli minyak dan ekspor Indonesia ke Arab Saudi sekitar 1,7 miliar dollar AS. Sementara pemasukan Arab Saudi dari haji dan umroh sekitar 3 miliar dollar AS.
Tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi cukup banyak, terutama laki-laki, mereka bekerja di berbagai bidang ada yang bekerja sebagai sopir, tukang sapi di Masjidil Haram, pengisi air zam-zam di Masjidil Haram, tukang kayu untuk merluasan Masjidil Haram dan lain-lain.
Seperti halnya Hadi Sungkono (43 tahun). Menurut dia, ada lebih dari 1000 tenaga kerja Indonesia yang bekerja dalam perluasan Masjidil Haram. Hadi digaji Rp 1400 SAR per bulan ditambah dengan uang makan sebesar 300 SAR.