Kamis 11 Sep 2014 19:59 WIB

Ternyata, Sebagian Warga Jabar Kesulitan Akses Nikah

Logo BKKBN
Logo BKKBN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peneliti dari Indonesia Riset Institut mencatat banyak warga Jabar masih kesulitan mengakses proses nikah resmi yang diakui secara negara karena minimnya sosialisasi mekanisme pernikahan kepada masyarakat.

"Masih sulit mengetahui mekanisme nikah itu maka banyak pasangan suami istri di Jabar tidak memiliki buku nikah," kata Ketua Indonesia Riset Institut Deni Tinonugroho saat memaparkan hasil penelitiannya dalam acara Peningkatan Pencapaian Sasaran Program KB di Jabar Melalui Manajemen Pelayanan KB secara Komprehensif dan Integratif di Bandung, Kamis.

Ia menuturkan, hasil penelitiannya di lima kabupaten kota di Jabar yakni Kabupaten Bogor, Cianjur, Garut, kemudian Kota Sukabumi dan Kota Bogor rata-rata 57 persen pasangan suami istri tidak memiliki surat nikah.

Ia mengungkapkan, alasan tidak memiliki surat nikah itu 39 persen karena tidak mengetahui mekanisme pembuatan buku nikah di Kantor Urusan Agama (KUA).

"Pasangan yang tidak punya surat nikah itu 39 persen tidak mengetahui mekanisme pembuatan buku nikah, tujuh persen karena tradisi dan 19 persen berbagai alasan seperti nikah siri," katanya.

Ia mengungkapkan, pemerintah pada dasarnya sudah mengratiskan bagi seluruh warga negara Indonesia untuk menikahkan di KUA dan membayar biaya adminsitrasi sebesar Rp600 ribu untuk menikahkan di rumah pengantin.

Namun kenyataannya di lapangan, kata dia, masih banyak masyarakat yang menilai biaya nikah itu mahal bahkan mencapai Rp1 jutaan.

"Berkembang di masyarakat ada yang sampai Rp1 jutaan biaya nikah, karena mahal itu menjadi penyebab masyarakat tidak punya buku nikah," katanya.

Peneliti dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar Rindang Ekawati, menilai tidak memilikinya surat nikah akan berdampak meningkatnya angka perkawinan dan perceraian.

Menuruut dia, jika terjadi pernikahan maka akan memicu meningkatnya angka kelahiran anak sehingga khawatir laju pertumbuhan penduduk di Jabar tidak terkontrol dengan baik.

"Kalau tidak punya buku nikah, atau nikah secara agama, kemungkinan orang dengan mudah nikah lagi dan pernikahan itu tentu menginginkan punya anak," kata Rindang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement