REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Himpunan Mahasiswa Islam, Badan Kooordinasi Wilayah Riau-Kepri mendesak Kapolda Riau Brigjen Dolly Bambang Hermawan yang baru menjabat untuk mundur dari jabatannya jika tidak segera menuntaskan kasus perusakan Markas HMI Riau di Pekanbaru.
"Dalam kasus ini ada aktor intelektual yang harus segera ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dan dia telah mengintimidasi HMI," kata Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Riau-Kepri Munawir Mattareng kepada pers di Pekanbaru, Kamis (11/9).
Puluhan mahasiswa tersebut sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Riau menuntut penuntasan kasus perusakan kantor HMI Riau di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
"Kami tidak ditemukan dengan Kapolda. Kami juga meminta untuk ditemui dengan Direktur Reserse Kriminal Umum, namun juga tidak dipertemukan," kata Munawir.
Para aktivis itu kemudian bergerak menuju Kantor LKBN Antara Biro Riau yang berjarak sekitar 100 meter dari Mapolda Riau untuk menggelar jumpa pers sambil berorasi.
"Kami berharap media atau wartawan dapat mengawal kasus ini karena ini tanda kemunduran demokrasi," kata Munawir.
Kantor Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia perwakilan Riau dan Kepulauan Riau di Jalan Melayu, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, pada Jumat (5/9) sekitar pukul 02.00 WIB dilempari batu dan dimolotov oleh orang tak dikenal.
Akibat kejadian tersebut, kaca depan kantor mengalami kerusakan yang ditaksir kerugiannya mencapai Rp10 juta.
Dini hari itu saksi mata Yusmiati (39) yang tinggal di sekitaran kantor mendengar suara kaca pecah dan kemudian keluar rumah melihat kaca kantor HMI telah rusak, disaat bersamaan terlihat dua orang tak dikenal pergi menunggangi sepeda motor dengan suara keras.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan mengatakan, telah menerima laporan tersebut namun masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku dan motif dibalik aksi tersebut.
"Menurut saksi pelakunya dua orang, sedangkan untuk motifnya kami masih melakukan penyelidikan. Olah TKP juga telah dilakukan, namun kami sayangkan di kantor tersebut tidak dipasangi kamera pemantau (cctv) sehingga aksi kedua pelaku tidak terekam. Namun demikian kami tetap akan mengejar pelaku," katanya.