REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pemilihan kepala daerah tidak dipilih langsung merupakan kemunduran fundamental. Karena pilkada langsung yang saat ini sudah berjalan sudah sangat tepat.
"Pada Undang-Undang Dasar (UUD) juga jelas dinyatakan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat maka jelas secara demokratis rakyat yang memilih pemimpinnya," kata dia ujarnya dalam paparan Rakornas Luar Biasa Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Jakarta, Kamis (11/9).
Pada kesempatan tersebut, Ridwan Kamil mengaku tidak mungkin menjadi orang nomor satu di Bandung. Kalau saja mekanisme pemilihan wali kota dipilih oleh wakil rakyat di DPRD setempat.
Sebelum pelaksanaan Pilkada Kota Bandung tahun lalu, kata dia, dirinya bukan kader partai politik karena hanya seorang dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia mengaku banyak tidak dikenal termasuk pimpinan partai.
"Saya bukan artis dan publik figur. Karena bertekad mengubah Bandung menjadi lebih baik maka saya menyampaikan visi misi ke beberapa partai, tapi ditolak," katanya.
Hingga akhirnya, lanjut Ridwan Kamil, ada partai politik yang mengakui kualitasnya dan menjadikannya pemenang pilkada satu putaran dengan hasil sekitar 45 persen suara. "Kalau pilkada dikembalikan ke pemilihan tidak langsung atau melalui DPRD maka 'orang luar' tidak pernah muncul dan tidak mendapat kesempatan menjadikan daerah lebih baik," katanya.