REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Kenaikan harga elpiji 12 kg ternyata berdampak pada stok penjualan elpiji subsidi 3 kg di sejumlah SPBU dalam kota Bandar Lampung, Kamis (11/9). SPBU yang menjual elpiji tabung melon ini, sudah mulai kosong sejak sebelum kenaikan elpiji 12 kg diberlakukan.
Pemantauan Republika di beberapa agen penjuaalan elpiji 12 kg dan 3 kg dalam SPBU, stok elpiji 3 kg sudah habis sejak sebelum kenaikan harga. Sedangkan stok elpiji 12 kg masih tersedia cukup. Kekosongan stok tabung gas melon ini, karena banyak yang memborong melebihi dua tabung.
Kekosongan elpiji bersubsidi ini terlihat di tempat penjualan dalam SPBU Jalan Teuku Cik Ditiro, SPBU Jalan Teuku Umar, SPBU Jalan Cut Nyakdin, dan SPBU Jalan Jenderal Sudirman. Petugas penjual elpiji menyatakan kekosongan sudah terjadi satu sampai dua sebelum kenaikan.
"Kekosongan tabung kecil sudah terjadi dua hari lalu, sampai sekarang pasokan belum juga datang," Yanto, salah seorang petugas di SPBU Jl Teuku Umar.
Hal sama terjadi di SPBU Jalan Teuku Cik Ditiro, Kemiling. Kekosongan stok elpiji 3 kg sudah terjadi tiga hari lalu. "Sebelum-sebelumnya, pasokan elpiji kecil lancar, bahkan setiap hari dan besoknya masih tersedia," ujarnya.
Padahal, SPBU yang menjual elpiji ini sudah membatasi penjualan elpiji kecil tidak dalam jumlah yang banyak, karena untuk rumah tangga, usaha kecil dan menengah. "Kamis sudah membatasi tidak boleh lagi ada pembelian dalam partai besar," ujarnya.
Sedangkan stok elpiji 3 kg di warung masih tersedia, namun harganya sudah naik dari Rp 17 ribu per tabung, menjadi Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per tabung. "Sekrang stoknya kosong, jadi harga mulai naik," kata Retno, pemilik warung yang menjual elpiji kecil di Tanjungkarang Barat.