REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Partai Gerindra. Keputusan ini banyak menimbulkan pro dan kontra hingga kemudian muncullah gerakan Save Ahok di jejaring media sosial Twitter dengan hashtag #SaveAhok.
Gerakan ini kemungkinan untuk mendukung keputusan Ahok untuk mundur dari Partai Gerindra dan juga untuk menyelamatkan Ahok dari upaya pengganjalan-pengganjalan dia yang akan menggantikan Joko 'Jokowi' Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Misalnya wartawan Ulin Yusron dalam akun Twitter pribadinya @ulinyusron mengatakan, "Mas @basuki_btp aku di belakangmu yang berani mundur dari Gerindra karena beda haluan. Adakah kawan2 lain? @SaveAhok," ujarnya.
Netizen pun langsung bersahut-sahutan mencuit #saveAhok tersebut. Seperti yang diucapkan @tommyribuan yang mengatakan, "#SaveAhok pemimpin hebat berani mengatakan yg benar n menyatakan berseberangan prinsip dengan partai pengusungnya....."
"Diacak2 PKS & ditinggal Ahok, suara Gerindra akan terjun bebas di Pemilu 2019 seperti nasib Demokrat di Pemilu 2014 #saveAhok" kata pemilik akun @widyarenee.
Namun ada juga yang mengkritisi pemakaian #SaveAhok ini. Seperti yang dikatakan @AndryWaseso yang mengatakan, "#saveAhok ? He doesnt need to be saved. He is stronger than many of us. Why not #standwithAhok or anything like that... (Dia tidak butuh diselamatkan. Dia lebih kuat daripada kita. Kenapa tidak #berdiribersamaAhok atau sejenisnya)".
Senada dikatakan pemilik akun @PrijantoRabbani. "Dan muncullah gerakan #SaveAhok .... seakan Ahok jadi pahlawan dan sedang didzalimi. Ada apa dengan bangsa ini?".
Ramainya cuitan para netizen di Twitter sempat menjadikan #SaveAhok ini sebagai trending topic di Indonesia.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini