REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Musim kemarau membuat warga di Kabupaten Kuningan, Jabar, rawan mengalami krisis air bersih. Pemerintah daerah setempat akan berupaya menyalurkan bantuan air bersih untuk daerah-daerah yang rawan krisis air bersih.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Ucu Sukmawati, menyebutkan, di Kabupaten Kuningan ada 37 desa yang tersebar di sepuluh kecamatan yang rawan krisis air bersih.
Sepuluh kecamatan itu, yakni Kecamatan Ciawigebang, Kalimanggis, Cidahu, Cimahi, Cibingbin, Cibeureum, Maleber, Ciniru, Karangkancana dan Hantara.
"Dari semua daerah tersebut, ada satu desa yaitu Desa Mekarjaya di Kecamatan Cimahi yang telah melaporkan terjadinya krisis air bersih di daerah mereka,’’ ujar Ucu, Rabu (10/9).
Dia berharap, warga yang desanya mengalami krisis air bersih agar segera melaporkannya ke BPBD.
Ucu mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah membuat sumur dangkal di sejumlah daerah yang rawan kekeringan di Kabupaten Kuningan. Namun akibat keterbatasan anggaran, sumur dangkal tersebut baru sebatas dibangun di enam daerah, di antaranya di Maleber, Selajambe dan di Desa Margamukti Kecamatan Cimahi.
"Tahun depan, pembuatan sumur dangkal rencananya akan dilakukan di daerah lain yang rawan krisis air bersih,’’ terang Ucu.
Ucu mengungkapkan, untuk mengatasi krisis air bersih di daerah-daerah lain, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya. Seperti PDAM, Cipta Karya dan Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP).
"Kami akan berusaha menyalurkan air bersih di daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih," tegas Ucu.