REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra Abdul Harris Bobihoe menyayangkan pengunduran diri Wakil Gubenur DKI, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dari Partai Gerindra. Apalagi mantan Bupati Belitung itu dibesarkan di partai berlambang Garuda tersebut.
"Kami menyayangkan karena Ahok termasuk salah satu kader yang kami anggap baik. Tetapi kalau dia menginginkan begitu (mundur) ya sudah, tidak apa-apa," kata Harris, Rabu (10/9).
Ia menegaskan Gerindra tak akan menghalang-halangi keinginan Ahok untuk mundur dari keanggotaan dan kepengurusan Partai. Dia juga mengatakan Partai Gerindra tidak akan membuat rapat istimewa atau semacamnya untuk membahas surat pengunduran diri Ahok tersebut.
"Kita tidak akan menggelar rapat istimewa atau apa pun untuk membahas (surat pengunduran diri) ini. Ya sudah, ditandatangani saja," tambahnya.
Surat pengunduran diri Ahok sudah diterima oleh Sekretariat DPP Gerindra pada Rabu (10/9) pada pukul 12.20. Dalam suratnya, ia mengundurkan diri dari keanggotaan dan kepengurusan Partai.
Pengunduran diri Ahok didasarkan pada alasan perbedaan pendapatnya terkait Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang saat ini masih menjadi perdebatan di DPR RI.
Ahok berpandangan pilkada seharusnya dilakukan secara langsung, sedangkan Partai Gerindra mengusulkan sistem pilkada melalui DPRD.
"Jadi ngapain main di partai politik, keluar saja. Gua keluar 'man' dari partai politik kalau seperti begitu caranya (kepala daerah dipilih," kata Ahok.