REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Yonathan Pasodung menjelaskan, dari 14 blok rusun Rawa Bebek yang direncanakan berdiri di Jakarta Timur, enam blok di antaranya sudah dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada 2013 lalu.
Rusun yang akan terdiri dari 720 unit tersebut dibangun untuk pekerja atau buruh dan direncanakan selesai tahun depan.
Tahun ini, lanjut Yonathan, PT. Summarecon membangun empat blok rusun. Di tahun yang sama, Dinas Perumahan akan membangun empat blok rusun lagi. Kemudian pada 2015, ada dua tower rusun yang terdiri dari 570 unit akan kembali dibangun oleh Pemprov DKI.
"Satu blok anggarannya Rp 20 miliar," kata Yonathan, di Jakarta, Rabu (10/9).
Rusun Rawa Bebek, sambung dia, akan dilengkapi dengan TK, SD, balai kesehatan warga, taman bermain, ruang terbuka hijau, dan ruang untuk PKL.
Direktur PT. Summarecon Agung TBK Andriyanto mengatakan, pembangunan rusun yang dilakukan oleh pihaknya merupakan bentuk pemenuhan kewajiban PT. Summarecon sebagai pengembang.
Pembangunan Rusun Rawa Bebek ini, menurut dia, juga merupakan wujud dukungan PT. Summarecon pada Pemprov DKI yang sedang menata kota dengan memindahkan warga dari wilayah kumuh ke hunian vertikal.
"Setelah groundbreaking ini kita akan melakukan tender dan langsung tancap gas membangun rusun," ucap dia.
Rusun Rawa Bebek dibangun di atas lahan milik pemerintah seluas 176.448 m2. Rusun ini terdiri dari 4 blok rusun yang masing-masing memiliki 6 lantai. Pada lantai dasar digunakan sebagai ruang publik untuk mendukung dan memudahkan aktivitas warga.
Ruang publik itu terdiri dari ruang pengurus RT, ruang pengelola, ruang pembayaran retribusi, ruang serbaguna, ruang duka, unit difabel, ruang keamanan, musholla, gudang hingga ruang komersial.
Di lantai dua hingga enam digunakan sebagai hunian warga yang dapat diakses melalui tangga dan lift. Setiap lantai hunian terdiri dari 20 unit kamar rusun, dengan jumlah total seluruh blok sebanyak 400 unit.