REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menjamurnya mafia minyak dan gas (migas) menurut Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) Hendrajit karena ada pola kaderisasi.
"Karena ada sayap politik yang dibangun yang tersamar dari human resources. Jadi pola kaderisasi," kata Hendrajit dalam diskusi energi bertajuk 'Mafia Migas: Siapa dan Bagaimana Kerjanya' di Hotel Acacia Jakarta, Selasa (9/9
Hendrajit menuturkan, kaderisasi dalam mafia migas di Indonesia bukan sembarangan dibentuk dengan sistem asal-asalan. Melainkan sistem tersebut terencana, berjenjang, dan berlapis.
Tidak hanya itu, Hendrajit menyebut kaderisasi juga dilakukan dengan cara mendorong, mengasah, dan memerakan bakat seseorang. "Jadi kalau bakatnya jadi wartawan, ya akan diasah ya itu, supaya ketika berkembang jadi tokoh. Itu terlihat karena prestasinya dia," ucap dia.
Selain itu, Hendrajit menyatakan sosok mafia migas tidak bersinggungan dengan pemerintah, akan tetapi sangat mendukung negara. "Mafia itu dasar utamanya 'interest group' yang bukan hanya lobi pemerintah, tapi sudah menegara di pemerintahan dan di DPR," kata dia.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia Poltak Sitanggang, menyebut Purnomo Yusgiantoro yang namanya kini kian mencuat memiliki peran dan andil yang sangat besar dalam kejahatan migas yang merugikan negara.
Menurut Poltak, Purnomo memiliki peran sebagai 'grand design' yang bermain di sektor hulu dan mengalir ke sektor hilir. "Purnomo yang membuat skemanya dari hulu kemudian dia juga yang mengendalikan para pemain di sektor hilir," kata Poltak di diskusi yang sama.
Poltak mengaku akan memerangi para mafia migas dan menerapkan strategi kedaulatan energi yang sesuai dengan konstitusi. "Dalam bisnis saya sudah melawan Purnomo cs, kalau dikatakan berani atau tidak, malah saya sudah melakukannya," kata Poltak.
Ia berpendapat, penting bagi presiden terpilih Joko Widodo untuk menempatkan menteri-menteri yang tepat dan tidak bersinggungan dengan kepentingan mafia, atau orang-orang yang sudah ada di masa lalu.
Ketika ditanyai bagaimana bisa para mafia yang sudah lama bergelut merugikan negara bertahun-tahun itu bisa tidak tersentuh oleh lembaga hukum, Poltak menyebut selain skema mafia yang sangat sistematis juga tidak adanya kemauan dari Pemerintah sejak dulu untuk melacak para mafia tersebut.
"Saya harap di era jokowi nanti ini mereka bisa tersentuh dan bisa diberantas," ucap dia.