Selasa 09 Sep 2014 19:59 WIB

LMS Bantah Adanya Pemukulan Siswa

Pemukulan, ilustrasi
Foto: Wordpress
Pemukulan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lakeside Montessori School (LMS) Rosalie S Ticman membantah adanya pemukulan terhadap siswa di sekolahnya. Disebut, tak ada bukti seperti yang dituduhkan orang tua siswa berinisial BR. 

"Sampai saat ini orang tua korban juga tidak bisa membuktikan adanya pemukulan itu," katanya, Selasa (9/9).

Sebelum adanya laporan ke KPAI, sekolah telah melakukan penyelidikan internal dan mengajak bertemu orang tua BR. Bahkan sekolah menyarankan agar orang tua BR melakukan visum untuk pembuktian.

Namun, saran itu tidak dilakukan. "Kita mempertanyakan kenapa orang tua BR tidak mau anaknya di visum," katanya.

Rosalie juga menyayangkan perlakuan orang tua murid berinisial BS yang membawa orang tidak dikenal yang mengaku anggota Polri dan TNI kemudian mengintimidasi para guru. Bahkan, memaksa guru berinisial C untuk membuat surat pengakuan adanya pemukulan.

"Isi surat pernyataan itu kalimatnya didikte oleh yang mengaku polisi yang bertugas di Cimaggis, Depok. Seorang lagi yang mengaku anggota TNI dari Paspampres. Guru-guru kami gemetar ketakutan terpaksa mengikuti perintah dua orang itu untuk mengetik dan menandangani surat pengakuan itu," jelasnya.

Menurutnya, sekolah terkejut atas peristiwa itu. Karena selama ini sekolah telah menerapkan sistem yang mengedepankan keselamatan anak-anak di sekolah. 

Meski begitu, pihak sekolah tetap akan koperatif selama proses klarifikasi oleh KPAI. 

Sementara Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Susanto mengatakan temuan adanya tekanan dan intimidasi kepada guru saat membuat pernyataan mengakui perbuatan pemukulan menjadi catatan tersendiri. Temuan itu akan berdampak pada laporan yang dilayangkan orang tua pelapor.

"Itu berdampak juga pada tanda bukti yang disampaikan  ke kita," katanya 

Susanto menambahkan, KPAI mengaspresiasi sekolah yang bersikap koporatif dan bersedia datang memenuhi panggilan untuk mengklarifikasi kasus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement