Selasa 09 Sep 2014 20:50 WIB

Riau Layak Jadi Daerah Khusus Bioethanol

Kadar ethanol dalam BBM
Kadar ethanol dalam BBM

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Bengkalis Sofyan Hadi mengatakan pihaknya sedang menyusun skema model agar Provinsi Riau bisa menjadi daerah khusus bahan bakar nabati jenis bioethanol.

"Sehingga, nantinya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang produksinya makin menipis," katanya ketika dihubungi dari Pekanbaru, Selasa (9/9).

Menurut dia, Riau punya potensi yang besar untuk bahan bakar bioethanol, dan teknologinya juga sudah dikembangkan di Balitbang Bengkalis.

"Sekarang saya sedang menyelesaikan skema model Riau sebagai daerah khusus bahan bakar nabati untuk dipresentasikan ke Kementerian ESDM," katanya.

Ia mengatakan tujuan skema model tersebut adalah agar penerapan bioethanol dari Bengkalis bisa mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan pelaku usaha.

Sebabnya, menurut dia, pengembangan teknologi bahan bakar nabati sampai kini belum didukung oleh regulasi pemerintah sehigga belum dilirik oleh investor karena produknya belum pasti bisa diserap oleh pasar domestik.

"Kami sebenarnya berharap pengembangan bioethanol di daerah khusus di Riau akan tetap bekerjasama dengan Pertamina. Tapi ini butuh regulasi yang mendukungnya juga," katanya.

Dalam skema model yang sedang disusunnya, Sofyan merencanakan pembangunan lokasi percontohan di Kota Pekanbaru dan Duri, Kabupaten Bengkalis. Sebuah kilang pemrosesan, tangki pencampuran dan penampungan juga disiapkan.

"Biaya investasi untuk membangun kilangnya diperkirakan butuh dana sekitar Rp 10 miliar. Tenaga ahli dari Riau sudah mampu kok," katanya.

Ia mengatakan penggunaan bioethanol adalah sebagai pencampur BBM dari fosil, sehingga bisa menekan nilai impor Indonesia. Nilai ekonomisnya juga lebih murah dibandingkan produk Pertamina jenis Pertamax yang selama ini masih impor.

"Karena itu, tidak ada ruginya Pertamina bermitra untuk menggunakan bioethanol karena bisa mengurangi impor BBM dan bahan bakunya melimpah," ujarnya.

Ia menjelaskan Balitbang Bengkalis telah cukup lama melakukan penelitian dalam inovasi pengembangan teknologi bioethanol dari bahan baku tanaman nipah, tebu dan singkong yang telah membuahkan hasil pada 2012. Bengkalis sendiri banyak memiliki potensi tanaman nipah yang tumbuh liar di daerah pesisirnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement