Selasa 09 Sep 2014 15:34 WIB

2015, Guru Aceh Bebas Gaptek

Seorang pengunjung memotret orang yang mencoba perangkat baru Samsung Gear VR di pameran teknologi konsumen IFA di Berlin, Jumat (5/9).    (Reuters / Fabrizio Bensch )
Seorang pengunjung memotret orang yang mencoba perangkat baru Samsung Gear VR di pameran teknologi konsumen IFA di Berlin, Jumat (5/9). (Reuters / Fabrizio Bensch )

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh menargetkan wilayahnya terbebas dari guru gagap teknologi (gaptek) pada 2015 melalui peningkatan pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu.

"Pelatihan TIK itu sudah kita mulai dari beberapa tahun lalu, dengan harapan seluruh guru di Aceh dapat terbebas dari 'gaptek' di era globalisasi saat ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Banda Aceh, Selasa.

Sementara itu, Kepala Balai Tekkomdik Aceh Zulkarnaini menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melatih TIK terhadap sebanyak 24 guru tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Aceh Jaya, selama enam hari terhitung 8 September 2014.

"Untuk saat ini, selain Aceh Jaya, kami juga melatih TIK bagi guru tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam. Salah satu tujuan pelatihan ini untuk mempercepat proses pemamfaatan TIK dalam pembelajaran bagi tenaga pendidik," katanya menjelaskan.

Kendati program itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, Zulkarnaini menegaskan pihaknya tidak menapik jika masih ada tenaga pengajar di tingkat kabupaten dan kota yang masih mengalami gagap teknologi.

Selain itu, ia menjelaskan pelatihan ini juga sebagai wujud memotivasi guru-guru untuk mempelajari TIK, karena di era globalisasi saat ini informasi dan teknologi bukanlah hal yang aneh, dan mudah dipelajari.

"Kalau masih ada guru yang telah dilatih namun belum juga menguasai TIK, mungkin itu di daerah tempatnya tugas belum tersedia perangkat lunak, sehingga ilmu yang diperoleh saat pelatihan bisa tumpul kembali. Selain itu memang belum pernah mengikuti pelatihan," katanya menjelaskan.

Karena itu, Zulkarnaini berharap guru yang telah memperoleh pelatihan TIK tersebut agar juga menjadi kader untuk melatih para tenaga pengajar di daerahnya masing-masing.

"Guru-guru di daerah tidak hanya kita bekali saja. Bahkan lebih dari itu, mereka harus mampu menjadi kader TIK yang dapat memberikan pengajaran kepada guru lainnya," kata dia menjelaskan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement