Selasa 09 Sep 2014 11:00 WIB

Kasus DBD dan Chikungunya Melonjak di Wonogiri

Rep: edy setyoko/ Red: Erdy Nasrul
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, DBD dan Chikungunya 'Momok' Masyarakat

WONOGIRI -- Memasuki paruh musim kemarau, penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk /anopheles agypti/ -- penyebab Chikungunya dan DBD (Demam Berdarah Dengue) -- di Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan tajam.

Berdasar catatan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, menyebutkan, saat ini terjadi peningkatan jumlah kasus DBD dan Chikungunya.

Pada semester pertama 2014 tercatat 555 kasus Chikungunya. Padahal pada semester pertama periode tahun sebelumnya, hanya tercatat 250 kasus.

Sedang pada semester pertama 2014, tercatat sudah ada 25 kasus DBD. Padahal pada periode yang sama, tahun sebelumnya baru berada pada angka 22 kasus.

''Dari kedua kasus itu berakhir dan beruntungnya tanpa kematian,'' kata Suhartanto, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit DKK Wonogiri, Selasa (9/9).

Sejak awal Juli hingga awal September, telah ada dua warga terserang DBD. Korban beralamat di Dusun Timang, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, dan Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri.

Kasus Chikungunya mulai awal Juli hingga awal September telah ada 12 kasus. Semuanya berada di Desa Sidokriyo, Kecamatan Girimarto. Kasus dilaporkan  4 September lalu.

Suhartono mengakui, ''memang tinggi kasus DBD dan chikungunya pada saat ini dibandingkan periode yang sama tahun 2013 lalu''.

Menurutnya, tingginya kasus kedua penyakit itu disebabkan tingginya mobilitas warga Wonogiri. Sangat dimungkinkan warga pendatang yang sebelumnya berada didaerah terpapar DBD dan Chikungunya bisa menularkan ke warga lain. Selain itu, faktor kepadatan nyamuk dilokasi itu juga sangat tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement