Selasa 09 Sep 2014 05:00 WIB

Panglima TNI dan Media Sosial

Panglima TNI Jenderal Moeldoko memimpin sertijab KSAD.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memimpin sertijab KSAD.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika

Seorang tentara, apalagi seorang jenderal dikenal sebagai pribadi tegas dan minim senyum. Adigum itu sepertinya sudah tertanam dalam benak masyarakat. Namun, kenyataan tersebut tidak berlaku bagi Jenderal Moeldoko.

Panglima TNI tersebut malah dikenal sebagai pribadi yang mau menyapa para wartawan lebih dulu. Tidak percaya? Buktikan sendiri kalau tengah bertemu dengan mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut dalam sebuah acara.

Meski tidak melupakan sisi ketegasan sebagai seorang prajurit, Moeldoko terlihat mudah mengumbar senyum ketika dikerubungi jurnalis. Malahan, ia tidak sungkan untuk berinteraksi dan balik bertanya ketika mendapat pertanyaan yang sekiranya tidak perlu dijawab.

Di luar itu, ada satu keunikan dalam diri Moeldoko sebagai seorang jenderal. Status panglima TNI tidak membuatnya berada di menara gading. Ia malah kerap  melakukan berbagai inovasi dan terobosan terbaru demi mengangkat citra institusi yang dipimpinnya.

Salah satu terobosan yang mendapat apresiasi di kalangan jurnalis adalah dengan aktif di dunia maya atau media sosial (medsos). Tentu saja keputusan Moeldoko aktif di dunia maya merupakan hal yang positif.

Kita tahu, banyak pejabat pemerintahan yang susah ditemui. Mereka kadang hirau bahwa era baru telah ada di tengah masyarakat. Padahal, seorang public figure tidak cukup hanya bergerak di tatanan dunia nyata. Dunia maya juga perlu disambangi dengan kehadiran mereka.

Dengan memiliki akun Twitter dan Facebook, ini merupakan tanda bahwa sang jenderal ingin berinteraksi dengan masyarakat luas. Hal itu juga bisa ditandai sebagai upaya bahwa militer bisa dekat dengan rakyat.

Mantan wakil gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tersebut memiliki akun Twitter bernama '@GeneralMoeldoko' maupun Facebook dengan nama 'Moeldoko'. Dia juga punya laman pribadi yang mengungkap profil perjalanan hidupnya.

Khusus untuk akun Twitter dan Facebook, jenderal kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini sangat aktif dalam membuat status terbaru. Dengan mengunggah setiap kegiatan setiap harinya, berupa foto maupun tautan media daring, Moeldoko seolah ingin TNI tidak ada jarak dengan masyarakat. Hal itu bisa dimaknai sebagai perwujudan slogan TNI, yaitu 'Bersama Rakyat, TNI Kuat'.

Setiap tautan berita yang memuat kegiatan Moeldoko selalu diretweet. Pun dengan foto kegiatan sang jenderal yang terus diunggah ke dinding Facebook. Di Twitter, beberapa public figure sudah memfollow, di antaranya Wapres terpilih Jusuf Kalla dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Di medsos berlambang burung itu bisa dilihat uniknya akun Moeldoko. Jenderal bintang empat tersebut tidak semata hanya menginformasikan berbagai kegiatannya, melainkan juga tidak jarang memberikan tanggapan terhadap isu terkini yang tengah menjadi perhatian masyarakat.

Misalnya, kicauan menjelang pengumuman hasil sengketa Pemilihan Presiden 2014 yang disidangkan Mahkamah Konstitusi (MK), ia menulis sendiri status itu. Hal itu ditandai dengan kode 'MDK' yang merupakan status yang ditulis Moeldoko.

"Tugas pengamanan TNI bersifat penebalan tidak diberi sektor, mendukung Polri dan bertindak sesuai ekskalasi. TNI harus netral, tegas dan profesional. Kalau ada kelompok yg anarkis, jangan ragu utk bertindak, Panglima TNI bertanggung jawab. MDK"

Ketika ada instansi tertentu, seperti Pramuka yang merayakan hari ulang tahun (HUT), ia tidak segan berkicau memberi ucapan selamat. Pun misalnya, ketika ada tragedi jatuhnya MH70, ia juga turut bersimpati dan mengirimkan ucapan duka cuta yang mendalam bagi para korban.

Pilihan Moeldoko yang tampak ingin eksis di jagat medsos ini, semakin menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara TNI dan masyarakat. Caranya mendekatkan diri harus diakui terbilang efektif.

Bagi prajurit, memang ada batasan yang harus dipatuhi dalam memanfaatkan medsos. Karena itu, Moeldoko menggunakan akun medsos lebih pada upaya untuk berbagi. Kendati begitu, pemanfaatan teknologi juga menunjukkan bahwa mantan panglima Kodam III/Siliwangi tersebut bukan tipet pejabat gaptek.

Fakta yang ada itu jelas menarik untuk dikaji lebih lanjut. Pasalnya, berdasarkan sepengetahuan wartawan yang meliput di Mabes TNI Cilangkap, belum ada seorang jenderal aktif yang memiliki akun di medsos. Keputusan Moeldoko jelas menandai dimulainya era baru bahwa seorang panglima TNI yang masih berdinas bisa dan mau berinteraksi dengan masyarakat di dunia maya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement