REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Nusa Tenggara Timur mulai dilanda kekeringan dan kemungkinan terancam rawan pangan akibat El Nino.
"Kekeringan dan rawan pangan pada 16 kabupaten tersebut masuk dalam kategori ancaman level tertinggi yang perlu mendapat perhatian serius untuk mengambil langkah-langkah penanggulangannya," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Tini Thadeus, Senin (8/9).
Ia menguraikan, 16 kabupaten di NTT yang masuk dalam level tertinggi ancaman El Nino tersebut adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka di daratan Pulau Timor bagian barat.
Selain itu, Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah serta Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, Ende, Sikka, Flores Timur di Pulau Flores, serta Lembata dan Kabupaten Alor.
Sejumlah daerah di NTT yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan seperti Ngada, Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat di Pulau Flores, masuk dalam ancaman level ringan.
Thadeus mengatakan dampak El Nino tersebut berpeluang menciptakan bencana rawan pangan yang akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat seperti beras, dan lain-lain.
Gubernur Frans Lebu Raya pun telah mengambil langkah-langkah antisipatif dengan menyiapkan tangki air untuk mendistribusikan air bagi masyarakat yang berada di sentra-sentra produksi pertanian.
Selain itu, pemerintah kabupaten yang wilayahnya terkena dampak El Nino diminta untuk merancang anggaran khusus dalam APBD masing-masing agar dengan mudah melakukan intervensi dalam mengambil kebijakan unuk kepentingan masyarakat.