Sabtu 06 Sep 2014 23:34 WIB

Alokasi CPNS untuk NTT Hanya 1.162 Orang

Pendaftaran CPNS
Foto: Antara
Pendaftaran CPNS

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya mendapat alokasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini sebanyak 1.162 dari 51.189 orang yang diusulkan ke Jakarta untuk mengisi kekurangan pegawai di 22 pemerintahan kabupaten/kota yang ada.

"Formasi yang diusulkan untuk 22 kabupaten/kota dan provinsi sebanyak 51.189 orang, namun hanya disetujui sebanyak 1.612 orang," kata Sekretaris Daerah NTT Fransiskus Salem di Kupang, Sabtu.

Ia menjelaskan total formasi yang disetujui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu antara lain untuk mengisi formasi di sekretariat Provinsi NTT sebanyak 144 orang, Kota Kupang 31 orang, dan Kabupaten Kupang 50 orang.

Sementara, Kabupaten Timor Tengah Utara 49 orang, Kabupaten Malaka 200 orang, Kabupaten Alor 30 orang, Kabupaten Manggarai Timur 91 orang, dan Ende 60 orang.

Kabupaten Sikka mendapat alokasi 48 orang, Flores timur 44 orang, Sumba Barat 147 orang, Sumba Timur 69 orang dan Lembata tidak kebagian jatah dalam musim penerimaan CPNS tahun ini.

Menurut Salem, seleksi CPNS kali ini menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Perekrutannya pun dilakukan secara "online". Untuk itu, pihaknya akan mengadakan kerja sama dengan Politeknik Negeri Kupang terkait pemanfaatan labotarorium komputer.

Ketika ditanya soal adanya prioritas khusus bagi putra daerah dalam penerimaan CPNS tahun ini, Salem mengatakan tidak ada regulasi yang mengatur tentang prioritas bagi putra daerah.

"Ini kompetisi bebas bagi siapa pun tanpa melihat asal daerahnya. Jika ingin lolos dalam setiap seleksi, perluaslah wawasan dan cara berpikir, karena anak-anak kita juga pintar," ujarnya.

Umumnya, CPNS dari luar NTT hanya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan nimor induk pegawai (NIP) setelah itu minta dimutasi ke daerah asalnya, dengan seribu macam alasan.

Akibatnya, NTT tetap saja mengalami kekurangan pegawai, entah itu yang berada di lingkungan sekretariat daerah maupun tenaga medis serta dokter spesialis.

"Kita masih kekurangan tenaga kesehatan, karena banyak dokter dan para medis setelah lulus menjadi CPNS dan sudah mengantongi NIP, langsung mintah pindah ke daerah asalnya di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan lain-lain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement