REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar kalangan pers tetap memberikan kritik pada pemerintah namun tetap dalam semangat untuk membangun dan mendorong kemajuan bangsa.
"Pers kritis pada saya dan membuahkan yang indah, pers tidak dilarang kritis ke Pak Jokowi dan Presiden-Presiden mendatang tapi jangan pernah membenci pemimpin kita, karena di tengah keterbatasan (pemimpin-red) akan berbuat yang terbaik," kata Presiden saat menghadiri silaturahmi pers dan peluncuran Buku SBY dan Kebebasan Pers yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Jumat malam.
Presiden menambahkan, kritik pada pemerintah merupakan suatu hal yang positif sepanjang kedua pihak saling memahami posisi masing-masing dan bersikap konstruktif.
"Ke depan sebagai seorang yang 10 tahun ini bersama-sama dengan teman pers, misi besar kita tetap melanjutkan konsolidasi demokrasi, itu adalah pilihan kita, demokrasi kita yakini bawa kebaikan, sekaligus ada wajah buruk, mari kita bangun dan matangkan sebaik-baiknya," tegas Kepala Negara.
Ditambahkan Presiden,"tekad dan harapan agar demokrasi kita dan pembangunan yang kita laksanakan semakin membuahkan hasil yang nyata."
"Saya ingin terlebih dahulu sampaikan ucapan terima kasih pada insan pers di negeri tercinta ini atas segala kritik yang diberikan pada saya. Tanpa kritik yang saya terima selama 10 tahun ini belum tentu saya bertahan hingga akhir masa bakti saya. Pemimpin yang tidak mau dikritik cenderung menolak kebebasan pers hanya menerima yang baik sama saja menyimpan bom waktu," tegasnya.
Hadir dalam peluncuran buku itu Ketua?Umum PWI Margiono, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Mensesneg Sudi Silalahi, para pimpinan media massa, praktisi media massa dan tokoh-tokoh pers nasional.