REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ketiga Indonesia BJ Habibie mengimpikan pemerintahan mendatang mampu membangun kereta api listrik di seantero Nusantara sebagai alat transportasi publik yang hemat dan ramah lingkungan.
"Jadi ini (kereta listrik) harus direncanakan. Pemerintahan mana saja harus mendorong dibangunnya kereta yang menggunakan tenaga listrik dan panas bumi yang relatif lebih ramah lingkungan, pencemaran udaranya lebih kurang daripada tenaga fosil," kata Habibie di Jakarta, Kamis (4/9).
Dalam seminar "Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan MP3EI" di Jakarta Convention Center, Senayan, Habibie mengatakan, banyak sumber energi alam Indonesia yang bisa dipakai untuk mendukung kereta listrik seperti air laut dan juga panas bumi. Untuk laut, Habibie menilai potensi energi listrik dari laut Indonesia 833 kali lebih besar energinya dibanding pembangkit listrik dari tenaga lainnya.
Ia berharap, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla nanti dapat merealisasikan hal tersebut terlebih kereta listrik tersebut dapat diproduksi di dalam negeri. "Jadi ini harus direncanakan sebagai bagian dari pembangunan jangka panjang," katanya.
Sebagai bagian dari transportasi massal, masih kata Habibie, kereta listrik harus terus didorong menilik jumlah populasi Indonesia akan terus bertambah. Maka pembangunan dalam bidang apa saja termasuk kereta listrik harus terus berkelanjutan.
"Jangan meminta hasil instan dalam lima tahun untuk pembangunan yang sifatnya jangka panjang. Untuk itu, di sinilah arti dari kesinambungan."
Menurut Habibie, tidak perlu pergantian pemerintahan untuk membuat program yang baik dari pemerintahan sebelumnya tidak dilanjutkan.
"Kita butuh 25 tahun untuk pembangunan jangka panjang dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Jangan ada pilah-pilah program orde lama, orde baru dan orde reformasi kemudian tidak dilanjutkan padahal ada nilai-nilai kebaikannya. Singkirkanlah embel-embel partai apa, golongan apa itu tidak penting," katanya.
Sejatinya, cetak biru konsep pembuatan kereta api listrik murah telah ada di Departemen Perhubungan. Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi Habibie sendiri telah berupaya melakukan mediasi dengan pemerintah untuk mendukung pembangunan pabrik kereta api listrik itu.