REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, setiap wacana atau rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), daerah selalu menjadi korbannya.
"Baru ada wacana saja, harga bahan pokok sudah naik. Besok lagi ada wacana serupa, naik lagi. Saat BBM benar-benar naik, harga kembali naik juga," tukasnya, Kamis.
Menurutnya, kenaikan harga BBM langsung terasa dampaknya di daerah, karena inflasi tinggi dan daya beli masyarakat jadi menurun.
Di sisi lain, kata dia, pemerintah daerah tidak bisa mengantisipasi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang terjadi.
Untuk mencegah dampak yang semakin luas, gubernur akan meminta seluruh gubernur di Indonesia bertemu untuk membahas hal itu.
"Saya sudah menghubungi Gubernur Sulsel Yasin Limpo karena dia adalah ketua asosiasi gubernur, untuk membahas dalam waktu dekat," tambahnya.
Ia menilai wacana kenaikan harga BBM tidak boleh dibiarkan berlarut, sehingga pemerintah harus segera mengambil sikap jadi atau tidak menaikan harga BBM.
Sementara itu, sejumlah warga Kota Gorontalo mengaku ketidakpastian kenaikan BBM ini membuat resah.
"Kalau terlalu lama diputuskan, kami juga khawatir harga barang akan makin naik. Belum lagi biaya transportasi umum," kata seorang warga, Hasna Ismail (40).
Meski demikian ia berharap harga BBM tidak naik lagi, karena tahun ini sudah terjadi kenaikan harga bahan pokok dan tarif dasar listrik.