Rabu 03 Sep 2014 20:52 WIB

Tim Transisi Jangan Terus Berwacana

Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Sebastian Salang mengatakan tim transisi jangan hanya melempar wacana atas kajian-kajian mereka. Ada baiknya jika mereka segera membuat keputusan politik untuk menata langkah berikutnya dalam pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Tim transisi sebaiknya segera putuskan hal-hal yang konkrit yang bisa meyakinkan kita bahwa ada harapan baru," kata Sebastian dalam diskusi "Pilih Berantas Mafia Sumber Daya Alam atau Naikkan BBM" di Jakarta, Rabu (3/9).

Ia menambahkan, meskipun Jokowi disebut sebagai kemenangan rakyat tetapi sampai saat ini Koalisi Merah Putih masih unggul di parlemen dengan menguasai 63 persen kursi DPR.

"Maka kalau tidak ada keputusan politik dalam waktu dekat ini, gagasan Jokowi untuk menaikkan harga BBM tidak mungkin bisa dilakukan dengan komposisi dukungan di parlemen. Makin sulit pemerintah berhadapan dengan DPR, memangnya rakyat mau 'nongkrongin' DPR tiap hari. Ini realitas politik, tidak mudah," katanya.

Tim transisi dibentuk untuk merancang strategi penjabaran visi-misi, sembilan program aksi dan janji-janji dalam kampanye yang diusung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tim Transisi terdiri dari Ketua dan empat staf deputi. Ketua Tim Transisi dipegang oleh mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini M Soemarno. Sedangkan empat staf deputi, antara lain, Hasto Kristianto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, Sekretaris Tim Pemenangan II Faisal Akbar dan Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Anies Baswedan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement