REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut pesantren selama ini sebagai benteng kokoh dari semua potensi radikalisme. Menurutnya, pesantren selama ini selalu melindungi masyarakat dari pengaruh gerakan transnasional yang merongrong ideologi bangsa.
"Dalam 15 tahun terakhir misalnya, pesantren selalu berada di garda terdepan untuk membentenginya," katanya dalam pembukaan Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) atau lomba membaca kitab kuning di Jambi, Rabu (3/9).
Lukman mengatakan, gerakan transnasional tidak hanya mengancam secara individu, tetapi juga merongrong ideologi bangsa. Gerakan ini, kata dia, bahkan menggoyahkan keteguhan masyarakat dalam meyakini ideologi bangsa dengan mengusung isu pendirian negara Islam.
Gerakan transnasional, lanjutnya, beroperasi tidak hanya pada kelompok muslim kota dan intelektual kampus, tetapi juga merambah sampai ke pelosok-pelosok desa. Dia mencontohkan, kasus baru-baru ini yang muncul adalah munculnya Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) yang telah berhasil merekrut sebagian pengikut di negeri ini.
Derasnya arus transnasional itu berdampak pada tumbuhnya gerakan fundamentalis di negeri ini. Mereka tidak hanya menggunakan isu pendirian negara Islam, tapi juga menjadikan penegakan syariat Islam sebagai instrument untuk memaksa yang lain, bahkan tidak jarang dilakukan dengan kekerasan.
Menurut Lukman, pemerintah perlu mengoptimalkan peran pesantren dalam memperkokoh ideologi bangsa yang selama ini terbukti terus mengayomi seluruh masyarakatnya dan membentengi mereka dari bahaya ideologi transnasional.
"Kementerian Agama berkomitmen untuk terus mendukung dan mengoptimalkannya," ujarnya.