REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Musim kemarau kali ini membuat sejumlah Sawah Di beberapa wilayah mengalami kekeringan. Termasuk kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Ada sekitar tujuh desa yang mengalami kekeringan.
Berdasarkan pantauan Republika, tujuh desa itu adalah desa bojong, cijagra, mekar pawitan, cipedes. karangnunggal, tangsi mekar dan cingundur.
Sementara itu, untuk sawah di wilayah Soreang dan ciparay relatif aman dari kekeringan karena sumber air mereka berasal dari sungai citarum yang tidak terkena dampak kemarau.
Pak Iing (56 Tahun), salah seorang petani asal desa Sukamanah, mengatakan kekeringan yang melanda desanya sudah terjadi sejak tiga bulan belakangan. Hal tersebut tentu saja mengganggu produksi gabah yang menjadi mata pencahariannya itu.
" Disini kering sudah dari bulan juni, Kalo udah begini ya tidak bisa menanam dulu sampai datang hujan," kata Iing saat ditemui Republika di sela -sela kesibukannya menjemur gabah, di desa Sukamanah, Majalaya, Bandung, Rabu (3/9).
Iing mengatakan kemarau tahun ini lebih parah dibandingkan dengan tahun lalu. Menurutnya, tahun lalu masih ada hujan meskipun kemarau. Dampaknya, panen yang dihasilkan Iing pun menurun hingga 50 persen. Apalagi, Ia mengaku harus mempercepat memanen padinya karena sudah mulai rontok.
" Produksi menurun yang biasanya 10 ton sekarang 5 ton. Panennya juga kita percepat, biasanya 5 bulan sekarang 4 bulan karena takut pada jatuh karena sudah gak kuat," ujarnya.
Sementara itu, Bahrum, seorang petani lain mengatakan bahwa sungai kecil yang biasa digunakan untuk mengairi sawah mengalami penurunan debit air. Sehingga, air yang ada tidak dapat mengaliri hingga ke sawah mereka.
" Sumber air cuma dari sungai kecil, sekarang airnya dikit. Jadinya gak bisa masuk ke sawah," ujar Bahrum.
Bahrum mengatakan, sungai utama yang menjadi tumpuan masyarakat Majalaya juga mengalami surut akibat musim kemarau.