REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana penjualan pesawat kepresidenan dinilai hanya akan menimbulkan permusuhan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo (Jokowi). Karena, SBY yang membeli pesawat itu akan merasa disalahkan oleh Jokowi.
"Saya kira ini akan menimbulkan permusuhan. Jokowi seakan-akan menyalahkan SBY yang telah membelinya. Secara politik ini salah. Cukuplah musuh Jokowi cuma Prabowo” ujar pengamat politik LIPI Indria Samego ketika dihubungi ROL, Rabu (3/9).
Menurutnya, pesawat kepresidenan sudah dibeli oleh SBY. Sehingga pemerintahan selanjutnya harus menerima dalam keadaan suka dan duka.
Jika pesawat ini dijual, maka hanya akan menimbulkan konflik dengan pemerintah sebelumnya. "Terlau emosional. Pesawat sudah dibeli dengan harga 800 miliar. Kalau dijual harganya paling akan turun 60 persen," ungkap Indria, Rabu (3/9)
Ia mengungkapkan, menaikkan harga BBM adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi defisit APBN. Setelah itu, pemerintah harus segera memberitahu masyarakatnya hasil dari kebijakan tersebut.
"Kebijkan tidak akan diterima semua orang, pasti ada saja yang tidak menyukainya. Nanti setelah dinaikan, Jokowi umumkan bagaimana hasilnya, defisitnya, inflasinya," kata Indria.