REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan akan mempertimbangkan usulan menjual pesawat kepresidenan. Meski pun saat ini, PDIP belum menghitung berapa biaya yang bisa didapat jika pesawat itu dijual. Termasuk biaya perjalanan kepresidenan.
"Masukannya bagus, nanti kita hitung," tutur anggota tim ekonomi PDI Perjuangan, Arif Budimanta kepada Republika, Rabu (3/9).
Namun, menurutnya, opsi tersebut harus melalui tiga hal. Pertama, harus menghitung benefit cost rasio dari penjualan pesawat itu.
Kedua, harus melakukan proses kalkulasi yang cermat di kemudian hari. Apakah itu memberikan manfaat signifikan bagi sebuah proses penghematan anggaran jika dibandingkan dengan memakai pesawat komersial tersebut.
Ketiga, lanjutnya, sebagai sebuah pemikiran tentu harus menghitung cermat. Artinya, jika berbicara penghematan, maka harus menghitung seluruh anggaran yang terkait belanja negara.
Sehingga keputusan itu bisa dirasakan manfaatnya terhadap penghematan anggaran.
Senin (1/9), Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyarankan agar pesawat kepresiden dijual. Meski pun, Boeing Business Jet 2 itu baru beberapa bulan dibeli dengan harga 91,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 820 miliar.