Rabu 03 Sep 2014 11:10 WIB
Penghancuran Makam Rasulullah

Persis: Hormati Rasulullah Daripada Membongkar Makamnya

Para peziarah memadati area makam Rasulullah SAW di Madinah
Foto: Yogi Ardhi/ Republika
Para peziarah memadati area makam Rasulullah SAW di Madinah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Isu pembongkaran makam Rasulullah di komplek Masjid Nabawi tak perlu direspon berlebihan karena banyak pertimbangan Pemerintah Arab Saudi untuk melakukannya.

“Kalau betul ada masterplan pembongkaran makam Rasulullah, itu isu murahan yang niatnya membuat makin panas di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah,” urai Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) KH Maman Abdurrahman saat dihubungi  ROL, Rabu (3/9).

Baca Juga

Maman maklum jika isu tersebut terus bergulir sepanjang masa. Dimulai dari ribuan tahun lalu saat Bani Umayyah berkuasa hingga kini terus menjadi debat kusir. Sejarah pula menjadi penguat. Dalam sebuah riwayat sahabat, Rasulullah pernah berpesan dimakamkam di tempat terakhir kali Beliau meninggal, yaitu di tempat Aisyah RA.

“Maka, itu tak perlu dipindah, tapi yang diperlukan adalah penyadaran masyarakat bahwa tak mungkin semudah itu pemerintah Saudi memindahkan,” tegas Maman.

Tingkah umat yang seakan-akan ‘menyembah’ situs Nabi Muhammad, menurut Maman, harus dikikis pelan-pelan. Ulama dari Bandung, Jawa Barat ini mengajak umat cukup bershalawat untuk menghormati Rasulullah.

“Sebaiknya kita tak terprovokasi karena Saudi pasti berpikir 2-3 kali lipat untuk membongkarnya karena akan menimbulkan keresahan umat. Tapi, kalau betul-betul terjadi, ulama Indonesia harus berunding dengan pemerintah disana,” ujar Maman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement