Senin 01 Sep 2014 20:45 WIB

Minimnya SPBG Hambat Konversi BBM ke Gas

Rep: c88/ Red: Agung Sasongko
  Antrian kendaraan yang mengisi bahan bakar gas di salah satu SPBG, Jakarta
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Antrian kendaraan yang mengisi bahan bakar gas di salah satu SPBG, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) menjadi salah satu kendala terhambatnya program konversi BBM ke gas. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementrian Perindustrian (Dirjen IUBTT Kemenperin), Budi Darmadi mengatakan, SPBG yang ada di Indonesia masih belum mencukupi jika dibandingkan jumlah converter kit yang dibagikan oleh pemerintah.

"Belum ada pembangunan infrastruktur yang memadai untuk memfasilitasi program konversi," kata Budi di Jakarta, Senin (1/9).

Budi menjelaskan, converter kit mulai dibagikan oleh Kementrian Perhubungan sejak empat tahun silam. Akan tetapi jumlah SPBG yang ada belum mampu melayani pengguna converter kit secara maksimal. Di Indonesia, tambahnya, jumlah SPBG hanya ada 19 unit. Sementara converter kit yang dibagikan mencapai puluhan ribu unit. Program konversi tak hanya membutuhkan jaminan infrastruktur namun juga jaminan ketersediaan gas.

"Maka tak heran banyak pemilik kendaraan yang melepas converter kit karena kesulitan memperoleh gas," ungkapnya.

Indonesia, kata Budi, bahkan sudah mengekspor converter kit ke Thailand. Hal ini dikarenakan jumlah SPBG di negara tersebut mencapai 500 unit. Sehingga, permintaan terhadap converter kit ikut tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement