REPUBLIKA.CO.ID, GAMBIR -- Penggunaan sistem gelang waktu untuk naik ke puncak tugu Monas sudah berjalan satu bulan. Kepala Unit Pengelola (UP) Monas Rini Hariyani mengaku sistem tersebut sudah berjalan efektif untuk mengurai penumpukan antrian di depan lift untuk ke puncak.
"Sudah berjalan dengan baik. Tapi gelang-gelang ini kan menarik, menarik juga untuk dibawa pulang. Harus menjadi perhatian kita agar tidak lagi hilang atau terlalu menarik," kata Rini kepada Republika, Ahad (31/8).
Saat ini, Rini mengatakan terus mencari dan mempelajari sistem baru yang lebih efisien dan tidak membutuhkan dana yang besar. Ia mengaku sedang mempelajari sistem stempel yang disertai dengan angka.
Berdasarkan pantauan Republika, antrian di depan lift yang membawa pengunjung untuk sampai ke puncak Monas tidak lagi panjang mengular seperti sebelum sistem tersebut diterapkan. Hanya ada antrian dengan menggunakan warna gelang yang sama. Sedangkan, pengunjung dengan warna gelang yang berbeda terlihat duduk-duduk di luar antrian.
Salah satu pengunjung yang ingin naik ke puncak, Ade Lestari (30) mengatakan sistem gelang tersebut sangat berguna.
"Jadi nggak desak-desakan, gak capek ngantri. Kita juga bisa main-main dulu. Pas udah giliran baru datang," kata Ade yang datang bersama suami dan anaknya.
Warga Bekasi ini mengatakan sistem gelang juga menguntungkan orang tua yang membawa anak kecil.