REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Wahid Maktub menyatakan konflik di Timur Tengah memengaruhi polemik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
"Kenaikan harga BBM di Indonesia tidak lepas dari naiknya harga minyak dunia akibat konflik di Timur Tengah. Khususnya Irak, Suriah dan Palestina," tutur Maktub saat dihubungi Republika, Sabtu (30/8) siang.
Menurut Maktub, pusat produksi minyak di Timur Tengah terganggu akibat konflik politik di negara itu. Sehingga terjadi kelangkaan BBM di pasar internasional. Sedangkan permintaan terus meningkat dan akhirnya mendongkrak harga BBM.
Situasi ini, papar Maktub, tentu memicu polemik kenaikan harga BBM di Tanah Air. Karena produksi minyak Indonesia lebih sedikit daripada permintaan BBM di dalam negeri. Jadi, pemerintah harus impor.
Maktub pun menyatakan, PKB tidak ingin hanya membahas persoalan pergantian pengurus dan jabatan strategis di muktamar. "PKB akan membahas isu-isu yang berdampak luas di masyarakat, seperti kenaikan harga BBM," ungkapnya.
Jadi, paparnya, jangan sampai ada dikotomi antara rakyat dengan PKB. Bahkan PKB menjadi terasing dari rakyat. "PKB hadir untuk membela kepentingan rakyat, termasuk dalam hal kenaikan harga BBM," jelasnya.