REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merencanakan pengembangan peranan Balai Konservasi Borobudur yang selama ini sebagai tempat konservasi cagar budaya untuk selanjutnya menjadi pusat konservasi nasional.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud Harry Widianto di Magelang, Kamis, mengharapkan pada masa mendatang Balai Konservasi Borobudur (BKB) dalam peranannya sebagai pusat konservasi nasional, bisa melahirkan para konsevator andal di bidang masing-masing.
Selama ini, BKB yang terletak di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu, menjadi tempat konservasi cagar budaya yang berwujud batu. Pada masa mendatang, katanya, BKB menjadi pusat konservasi berbagai cagar budaya, seperti berwujud keramik, kertas, kain, batu-bata, dan fosil.
"Hingga saat ini, pihaknya masih membutuhkan cukup banyak konsevator, termasuk untuk cagar budaya berwujud kayu.
Persiapan untuk mengembangkan peran BKB sudah mencapai sekitar 30 persen," katanya di sela Seminar 200 Tahun Penemuan Candi Borobudur dan Peluncuran Buku Trilogi Borobudur dengan tema "Memaknai Kembali Candi Borobudur".
Pihaknya sudah melakukan kontak dengan beberapa ahli dari berbagai universitas di Indonesia untuk bertugas sebagai pendidik di pusat konservasi nasional itu. Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan para pakar dari UNESCO, berasal dari berbagai negara, antara lain Filipina dan Prancis.
Ia mengatakan pengalaman para petugas BKB dan relasinya di berbagai daerah dan negara lain selama ini, menjadi modal penting lembaga itu untuk dikembangkan sebagai pusat konservasi nasional.
Kepala BKB Marsis Sutopo mengatakan hingga saat ini, pihaknya memiliki tenaga konservasi dengan latar belakang pendidikan strata 1 dan 2, antara lain bidang batu, logam, kayu, keramik, dan batu bata. Mereka, katanya, dalam melaksanakan tugasnya didukung berbagai sarana dan prasarana, termasuk laboratorium yang memadai.
Akan tetapi, hingga saat ini BKB belum memiliki tenaga ahli dengan dukungan sarana dan prasarana konservasi yang memadai untuk cagar budaya yang berbentuk kain dan kertas.