REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Tenaga Nuklir Nasional terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai manfaat dan sisi baik nuklir bagi peningkatan kesejahteraan.
"Memang tidak dipungkiri ada kekhawatiran sebagian masyarakat terhadap reaksi khususnya radiasi nuklir. Namun, kami terus melakukan sosialiasasi bahwa sesungguhnya uranium memiliki manfaat yang besar dan tidak berbahaya jika dikelola dengan benar," kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Dr Jarot Sulistyo Wisnubroto di Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/8).
Menurut dia, sosialisasi dilakukan melalui seminar-seminar di beberapa daerah dengan melibatkan praktisi nuklir, wakil masyarakat dan pejabat pemerintah.
"Kami juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah terkait pemanfaatan energi nuklir. Saat ini sudah ada beberapa daerah yang tertarik mengembangkan energi nuklir di wilayahnya, seperti Kalimantan Barat, Batam dan beberapa daerah lain," paparnya.
Ia mengemukakan, untuk mengetahui sosialisasi tersebut mengena atau tidak, maka setiap tahun dilakukan survei.
"Sebagai contoh, untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), dari hasil survei secara nasional saat ini yang pro atau setuju mencapai 75 persen," ungkapnya.
Jarot mengatakan, tidak ada uranium di BATAN Yogyakarta, dan kalaupun ada jumlahnya hanya sedikit saja yang digunakan untuk kepentingan di Pusat Sait Nuklir dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Yogyakarta. "Keamanan sudah terjamin, pada 2006 reaktor di Yogyakarta juga terdampak gempa, tetapi tidak ada kerusakan," ucapnya.
Ia menuturkan, pihaknya setiap tahun juga melakukan pelatihan kedaruratan reaksi nuklir. "Diupayakan semuanya aman dan antisipasi terus dilakukan," tukasnya.