Senin 25 Aug 2014 15:12 WIB

Pemerintah Harus Berani Menaikkan BBM Subsidi

Pembatasan BBM Bersubsidi
Foto: Antara
Pembatasan BBM Bersubsidi

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pengamat Energi Indonesia Sofyano Zakaria, menyatakan pemerintahan yang baru nantinya harus berani dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar subsidi BBM di APBN tidak membengkak.

"APBN Indonesia saat ini sudah defisit hingga Rp 250 triliun, sehingga pemerintah harus punya keberanian dalam menyesuaikan harga BBM bersubsidi," kata Sofyano Zakaria di Pontianak, Senin (25/8).

Sofyano menjelaskan solusi yang paling tepat dalam menekan semakin membengkaknya subsidi BBM tahun 2015 mendatang, yakni menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Sementara pengendalian atau pembatasan penggunaan BBM bersubsidi, solusi jangka panjang yang juga harus dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya.

Direktur Puskepi menambahkan paling lambat kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi awal tahun 2015 sudah harus dilakukan dalam menekan membengkaknya subsidi BBM bersubsidi tersebut.

"Saat ini subsidi BBM dan PLN sudah mencapai Rp 250 triliun. Kalau tahun depan saja sudah bisa dikurangi Rp 100 triliun saja sudah sangat bagus, dan anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur," ujarnya.

Sehingga perlu kebijakan energi yang sudah teruji, jangan hanya bisanya di atas kertas, tetapi harus bisa diimplementasikan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sofyano menyarankan pemerintah yang baru nanti ada menteri koordinator bidang energi, dan jangan lagi bidang energi di bawah perekonomian, karena hanya akan memikirkan bagaimana menambah pendapatan negara, tetapi tidak bisa memecahkan permasalahan energi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement