REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim Badan SAR Nasional bersama Kepolisian Perairan Kabupaten Bengkalis, Riau, menemukan satu dari tiga anak buah kapal yang nekad melompat ke laut untuk menghindari kejaran aparat dalam kondisi tewas.
"Sementara dua lainnya berhasil selamat, yang satu tewas itu bernama Kharisuhut ditemukan pada Minggu (24/8) setelah dua hari dinyatakan hilang," kata Kapolpos Basarnas Bengkalis, Likopa Nop Thilos kepada pers lewat sambungan telepon, Senin siang.
Ia kembali menjelaskan, sebelumnya tiga orang ABK yang merupakan saudara kandung itu nekad melompat ke laut setelah kapal pompong yang mereka tumpangi dikejar oleh aparat bea dan cukai dari Provinsi Kepulauan Riau.
Kapal pompong itu sebelumnya berangkat dari Malaysia untuk kemudian bersandar di pelabuhan dekat Pulau Bengkalis.
"Dua dari mereka berhasil menyelamatkan diri, yakni Zul dan Ol. Sementara satu lagi hilang dan baru ditemukan kemarin di wilayah perairan Tanjung Jati Luar," katanya.
Ia mengatakan, korban merupakan warga Desa Sepahat dan jasadnya telah diserahkan ke pihak keluarga.
"Saat ditemukan mayat korban dalam keadaan memakai celana dalam dan baju kaos kerah berwarna hitam dengan kondisi tubuh sudah membengkak," katanya.
Thilos mengatakan, mayat Suhut ditemukan dalam kondisi sudah mengapung di sekitar perairan Tanjung Jati Luar dengan posisi kordinat 01 341 00102 500.
Pencarian terhadap adik dari Zul dan Ol yang kala itu juga ikut melompat ke laut, merupakan hari keempat oleh Tim Basarnas dibantu masyarakat dengan memperluas areal pencarian.
Disampaikan Thilos, pada hari ketiga, pihaknya memperluas area pencarian dari Tanjung Mayat Selat Malaka hingga ke perairan Jangkang, termasuk perairan Desa Selat Baru, namun masih belum menemukan korban.
"Baru pada hari keempat jenazahnya ditemukan. Dalam pencarian yang dilakukan bersama enam orang personil dibantu masyarakat itu, kami sempat menghadapi kendala cuaca," kata dia.