Ahad 24 Aug 2014 12:44 WIB

Siapa Perusak Terumbu Karang Raja Ampat? Ini Jawaban Pemerintah

enyelam mengamati berbagai ikan di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). Dengan terumbu karang terlengkap di dunia, pesona bawah laut Raja Ampat merupakan daya tarik utama wisatawan dalam dan luar negeri.
Foto: Antara
enyelam mengamati berbagai ikan di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). Dengan terumbu karang terlengkap di dunia, pesona bawah laut Raja Ampat merupakan daya tarik utama wisatawan dalam dan luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, WAISAI -- Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat, Syafri Tuherea mengatakan "destructive fishing" yaitu penangkapan ikan menggunakan bom yang merusak terumbu karang masih dilakukan oleh nelayan dari luar Raja Ampat.

"Posisi Raja Ampat ini tertekan oleh kabupaten-kabupaten tetangga. Banyak nelayan dari daerah lain yang mencari ikan di wilayah laut Raja Ampat karena sumber daya lautnya sangat tinggi," kata Syafri Tuhurea di Waisai, Raja Ampat, Ahad (24/8).

Syafri mengatakan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) maupun penangkapan ikan secara destruktif menggunakan bom masih dilakukan beberapa nelayan dari luar Raja Ampat yang mencari ikan di kawasan tersebut.

"Illegal fishing" biasanya dilakukan oleh kapal-kapal besar sedangkan nelayan gurem masih ada yang menggunakan bom dan berpotensi merusak terumbu karang yang ada di perairan Raja Ampat.

Padahal, sejak 2003 sudah ada Deklarasi Tomolol. Menurut deklarasi tersebut, seluruh elemen masyarakat Raja Ampat sepakat untuk menjaga, mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut dengan baik.

"Sejak saat itu masyarakat Raja Ampat mulai aktif menjaga terumbu karang. Para pelaku 'destructive fishing' akhirnya bisa digandeng dengan cara persuasif untuk ikut menjaga terumbu karang. Tapi nelayan dari luar masih belum berhenti menggunakan bom," tuturnya.

Syafri mengatakan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sejak lima tahun terakhir memiliki program intensif untuk menanamkan nilai-nilai kelautan ke masyarakat.

Masyarakat ditanamkan pemahaman bahwa laut adalah kekayaan milik bersama, tak hanya generasi saat ini tetapi juga generasi selanjutnya, sehingga perlu dijaga supaya ada ketahanan.

"Masyarakat diberi pemahaman bahwa kekayaan laut bukan untuk dihabiskan saat ini saja. Anak cucu kita kelak juga akan mengambil kekayaan laut sehingga laut harus dijaga," katanya.

Syafri mengatakan Kabupaten Raja Ampat memiliki kawasan konservasi laut seluas 1.194.000 hektar. Terumbu karang yang paling bagus berada di Selat Dampier, yaitu perairan di antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta.

Di bagian Selatan juga terdapat Pulau Misool yang menjadi kawasan spesifik terumbu karang yang jenisnya tidak ada di kawasan lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement