Sabtu 23 Aug 2014 20:35 WIB

Malam Ini, Antrean Kendaraan di SPBU Indramayu Makin Panjang

Rep: Lilis Handayani/ Red: Didi Purwadi
Kendaraan mengantre mengisi BBM di SPBU.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kendaraan mengantre mengisi BBM di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Antrean kendaraan di sejumlah SPBU di wilayah Indramayu Kota yang terjadi sejak Sabtu (23/8) pagi semakin parah malam ini. Tak hanya premium bersubsidi, pertamax juga susah diperoleh.

Hal itu seperti yang terlihat di SPBU Karangturi, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Indramayu. Ratusan warga menyerbu SPBU tersebut dan membentuk antrean hingga sepanjang lebih dari dua kilometer.

Mereka rela mengantre hingga tiga jam di atas kendaraan masing-masing. Tak sedikit di antara mereka yang terpaksa harus mendorong kendaraannya yang mogok kehabisan bensin.

Dari empat pompa yang tersedia di SPBU tersebut, hanya satu pompa yang masih melayani pembeli, yakni Pertamax. Meski harganya mahal, namun warga tetap rela mengantre berjam-jam agar kendaraan mereka bisa terisi lagi bahan bakarnya.

Para pembeli yang datang ke SPBU Karangturi datang dari berbagai kecamatan di Kabupaten Indramayu. Setelah berkeliling ke belasan SPBU yang tutup karena kehabisan stok, mereka memang tidak memiliki pilihan lain kecuali mengantre berjam-jam di SPBU tersebut.

''Cari Premium susah, Pertamax juga susah. Kalau memang Premium bersubsidi dibatasi, harusnya stok Pertamax ditambah dong, supaya tidak susah seperti ini,'' cetus Ani Susiani, seorang pengendara motor dengan nada kesal.

Membludaknya antrean pembeli itu membuat petugas keamanan dari Polres Indramayu terus ditambah. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya kericuhan.

''Saya mengantre dari jam lima sore sampai sekarang jam setengah delapan malam belum dapat juga.  Sampai belum solat Magrib, perut juga lapar sekali. Harusnya stok Pertamax ditambah kalau memang Premium subsidi dibatasi,'' tandas seorang pengendara mobil, Agus.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement