Jumat 22 Aug 2014 15:56 WIB

Kemarau Sebabkan Air Sungai di Indramayu Menyusut

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Upaya menyeberang sungai (ilustrasi).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Upaya menyeberang sungai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Mendekati puncak musim kemarau, air di hampir seluruh sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Indramayu, mulai menyusut. Kondisi itu membuat areal lahan tanaman padi milik warga menjadi kekeringan.

 

"Semua sungai sudah mulai surut sejak lebaran Idul Fitri lalu,’’ ujar Kabid Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Air Dinas PSDA Tamben Kabupaten Indramayu, Agus Supriadi, Jumat (22/8).

 

Agus menyebutkan, jumlah total sungai yang melintasi Kabupaten Indramayu ada sekitar 30 sungai. Menurutnya, semua sungai itu saat ini rata-rata tinggal menyisakan air sekitar 30 - 40 persen dari kondisi normal.

 

Agus menyebutkan, sungai yang menyusut itu di antaranya sungai untuk irigasi Cipondoh di Kecamatan Kroya. Dalam kondisi normal, sungai itu mampu mengairi areal persawahan seluas kurang lebih 700 hektare.  ''Dari jumlah itu, sekarang ada sekitar 380 hektare yang sudah tidak dapat air,'' terang Agus.

Sekretaris Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Dikdik Sudikna, menambahkan, masalah penyusutan sungai yang berakibat kekeringan memang biasa terjadi di Kabupaten Indramayu saat musim kemarau.

Dikdik menjelaskan, sebagai daerah hilir, pasokan air untuk wilayah Kabupaten Indramayu memang tergantung kondisi air di wilayah hulu. Saat di hulu kekurangan air, Indramayu akan lebih kekeringan.

''Tapi untuk tahun ini, kekeringan (di Indramayu) tidak terlalu parah karena terkadang masih ada hujan,'' terang Dikdik.

Dikdik mengatakan, untuk saat ini, pihaknya hanya sebatas mengatur pelaksanaan gilir air bagi daerah-daerah yang sangat membutuhkan air. Jika kekeringan bertambah parah, maka pihaknya akan membuat jadwal gilir air. ''Untuk sistem gilir, masih situasional. Kami belum sampai membuat jadwal gilir,'' tegas Dikdik.

Dikdik menambahkan, untuk mengatasi penyusutan air sungai, pihaknya berupaya melakukan pengurasan sungai. Hal itu dimaksudkan untuk mengembalikan  ukuran sungai seperti dulu supaya memiliki daya tampung air lebih besar.

Berdasarkan pantauan Republika, Jumat (22/8), sungai yang mulai surut itu di antaranya sungai Terusan By Pass Cimanuk.

Dasar sungai tersebut sudah kelihatan dan hanya menyisakan sedikit air yang membuat dasar sungai seperti jalanan yang becek. Sedangkan di sisi kanan dan kiri sungai tersebut, tampak tanahnya sudah mengering dan retak-retak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement