Jumat 22 Aug 2014 15:37 WIB

Soal Pilpres, 'Rakyat Sudah Capek'

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Warga ibu-ibu mengendong anak sambil menanggis saat bentrokan terjadi di Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (21/8). Massa pendukung Prabowo-Hatta sempat terjadi bentrokan dengan petugas keamanan, dan sempat ditembakkan gas air mata.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Warga ibu-ibu mengendong anak sambil menanggis saat bentrokan terjadi di Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (21/8). Massa pendukung Prabowo-Hatta sempat terjadi bentrokan dengan petugas keamanan, dan sempat ditembakkan gas air mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia, Ricardi Adnan mengatakan proses pilpres yang berlangsung hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) membuat masyarakat lelah.

Karena proses tersebut telah menghabiskan banyak waktu dan biaya bagi masyarakat.

"Saya pikir sudah capek ya. Yang tidak puas pasti masih ada. Sebaiknya semua proses ini disudahi saja," ujar Ricardi saat dihubungi Republika, Jumat (22/8). 

Selain berdampak ke masyarakat, katanya, proses pilpres yang panjang itu juga telah membuat beberapa aspek di pemerintahan menjadi terabaikan. Seperti masalah ekonomi dan pendidikan yang juga sama pentingnya untuk kehidupan bernegara.

Ia menambahkan, jika proses pilpres ini terus dilanjutkan maka akan menimbulkan risiko ketidakpastian yang besar. 

"Dampaknya akan panjang akan sangat melelahkan, banyak hal ketidakpastian yang akan terjadi dan banyak kebijakan yang tidak bisa diambil dan ini berarti membawa dampak ke masyarakat," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement