Jumat 22 Aug 2014 07:08 WIB

Wagub NTB Kecewa Pasar Murah Didominasi PNS

Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryadi (kanan) dan Direktur Sinar Mas Gandi Salistijanto (kedua kanan) melayani warga yang antri membeli minyak goreng saat bazar minyak goreng murah di halaman Kodam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku, Minggu (20/7).
Foto: Antara
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryadi (kanan) dan Direktur Sinar Mas Gandi Salistijanto (kedua kanan) melayani warga yang antri membeli minyak goreng saat bazar minyak goreng murah di halaman Kodam XVI/Pattimura, Ambon, Maluku, Minggu (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muh Amin mengaku kecewa kegiatan pasar murah yang diperuntukkan untuk masyarakat umum ternyata di dominasi kalangan pegawai negeri sipil.

Bahkan, kegiatan pasar murah yang berlangsung di komplek Islamic Center (IC) dengan melibatkan 9 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi, lima organisasi dan tiga perusahaan daerah PT Gerbang NTB Emas (GNE), PT Bank NTB, dan PT Daerah Maju Bersaing (DMB), sepi dari peminat, khususnya masyarakat umum.

"Memang kehadiran banyak PNS itu juga harus diperhatikan, mengingat kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat yang ekonominya masih di bawah. Makanya, saya juga sudah meminta agar SKPD terkait untuk mengintensifkan soasialisasi kegiatan positif ini, agar warga miskin yang ada di Kota Mataram lebih banyak lagi kehadirannya," kata Amin seusai membuka kegiatan pasar murah di Mataram, Kamis (21/8).

Selain minim kehadiran masyarakat umum dan lebih dominan PNS, wagub mengaku dari hasil keliling ke semua stan yang ada, supaya di turunkan dan dijual dibawah harga pasaran. Mengingat, kegiatan ini merupakan pasar murah, tentu harga tidak boleh terlalu tinggi.

Meski begitu, orang nomor dua di NTB itu mengatakan, mengapresiasi kegiatan tersebut, terlebih pelaksanaan pasar murah dimaksudkan untuk membantu meringkan beban masyarakat dalam membeli kebutuhan pokok yang harganya, sangat fluktuatif dipasaran.

Karena bagaimanapun, kegiatan tersebut dapat dijadikan ajang guna terus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah. Walupun, harga-harga yang dijual seharusnya dibawah harga pasar.

Untuk itu, berharap kegiatan bazar dan pasar murah itu agar terus dilakukan. Karena, di sejumlah daerah lainnya khususnya di kota-kota besar mulai Jakarta, Surabaya dan Denpasar Bali, kegiatan serupa malah menjadi agenda rutin setiap bulannya.

"Kalau kegiatan ini sering dilakukan maka, masyarakat akan makin mencintai produk asli daerahnya. Karena tidak mesti setiap bulan tapi minimal sesering mungkin disaat diadakan, sehingga masyarakat umum bisa menikmatinya," jelas Amin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement