Kamis 21 Aug 2014 13:31 WIB

SBY Cibir Khilafah Islam, Ada Apa?

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: M Akbar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi inspekturi upacara peringatan HUT Proklamasi RI ke 69 di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (17/8)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi inspekturi upacara peringatan HUT Proklamasi RI ke 69 di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (17/8)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyebut tindakan Khilafah Islam sangatlah memalukan bagi agama Islam. Ia mendesak para pemimpin Islam untuk bersatu melawan kelompok radikal ini.

Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (21/8) seperti dilansir dari Channel News Asia. SBY mengatakan tingkat pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok ISIS di Irak dan Suriah ini sangatlah mengerikan.

"Ini sangat mengejutkan dan menjadi tak terkendali," katanya dalam wawancara dengan The Australian, sehari setelah video pemancungan seorang jurnalis AS James Foley dirilis oleh ISIS.

"Kami tidak mentolerir tindakan itu. Kami melarang ISIS di Indonesia," tambahnya. "Indonesia bukanlah negara Islam. Kami menghargai semua agama," jelas SBY.

SBY mendesak para pemimpin internasional untuk bekerja sama memerangi radikalisasi. "Ini merupakan seruan terbaru bagi para pemimpin dunia, termasuk para pemimpin Islam," katanya. Lanjutnya, tindakan ISIS ini tidak hanya memalukan nama Islam, tetapi juga menghina.

"Semua pemimpin harus mengkaji ulang bagaimana melawan para ekstrimis. Merubah paradigma dari kedua belah pihak sangatlah diperlukan, bagaimana negara Barat menilai Islamm dan bagaimana Islam menilai Barat," katanya.

Indonesia merupakan rumah bagi penduduk Muslim terbesar di dunia, yakni sekitar 225 juta dan telah lama berusaha memerangi aksi terorisme. Indonesia juga telah memperkirakan puluhan warganya telah bepergian ke Suriah dan Irak untuk ikut berperang. SBY pun mengaku khawatir terhadap mereka yang akan kembali pulang ke Indonesia.

Ia juga telah menugaskan sejumlah lembaga untuk melawan penyebaran ideologi ekstrimis. "Warga kami di sini mendapatkan pesan dari ISIS yang berisi ide ekstrim," katanya.

"Filosopi ISIS bertentangan dengan nilai fundamental yang kami miliki di Indonesia. Jumat lalu, saya menyerukan seluruh warga Indonesia untuk menolak ISIS dan menghentikan penyebaran ideologi radikalnya. Pemerintahan saya dan lembaga keamanan telah mengambil beberapa langkah untuk menghentikan penyebaran ISIS di Indonesia, termasuk melarang warga Indonesia bergabung dengan ISIS atau ikut bertempur, serta memblokir situs internet yang menyebarkan ideologi ini," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement