Kamis 21 Aug 2014 11:52 WIB

Sosok Mensos Diharapkan Berjiwa Filantropis

Direktur Kemitraan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), Nana Sudiana.
Foto: PKPU
Direktur Kemitraan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), Nana Sudiana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan sosial di masyarakat dipastikan akan semakin kompleks. Sebagai garda terdepan dalam mengentaskan berbagai problem sosial di masyarakat, Kementerian Sosial perlu dipimpin figur yang sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi pada masa depan. Karena itu, pegiat sosial menyarankan agar menteri sosial periode 2014-2019 harus benar-benar mengerti masalah di lapangan.

Direktur Kemitraan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), Nana Sudiana mengatakan, mensos ke depan mestinya sosok yang sudah matang dan profesional, yang bersedia bekerja keras dan maksimal untuk mengentaskan masalah-masalah sosial di Indonesia.

"Saat yang sama ia juga harus mampu memahami aspek-aspek makro dan mikro persoalan sosial di Indonesia," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/8).

Nana menyatakan, seorang mensos ideal bukan harus yang terlalu akademis atau teoritis dalam bekerja. Seseorang tersebut lebih baik bisa diterima disejumlah kalangan dan jejaring aktivitas sosial di Indonesia dengan syarat mau terbuka. Tidak hanya itu, calon mensos juga mesti partisipatif dan rela berlelah ria berkunjung ke sejumlah titik masalah dengan tulus, tanpa mengedepankan publisitas media.

Nana juga setuju bila mensos yang akan datang adalah seseorang yang punya jiwa filantropis. "Saya kira kalau dia berlatar belakang humaniora bagi sosok Mensos akan lebih baik, karena dengan latar belakang seperti ini, akan memudahkan komunikasi dan fleksibilitas dalam menangani masalah-masalah sosial yang terjadi, termasuk ketika berada dalam kondisi adanya bencana yang terjadi. A

Menurut Nana, persoalan sosial kemasyarakatan adalah masalah yang kadang kompleks dan membutuhkan stamina yang panjang dalam proses penyelesaiannya. Karena itu, sangat relevan bagi Kemensos ke depannya, menjadi pilar bagi kepanjangan negara.

Khususnya, lanjut dia, dalam hal pengentasan kemiskinan, menyantuni anak-anak terlantar, penyandang masalah sosial dan juga mereka menjadi terkena dampak bencana alam ataupun konflik sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement