Rabu 20 Aug 2014 23:36 WIB

Pascakebocoran Pipa, Situasi di Blanakan Kembali Normal

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Julkifli Marbun
Petugas memeriksa pipa saluran BBM/ilustrasi (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa pipa saluran BBM/ilustrasi (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pascakebocoran pipa minyak mentah milik PT Pertamina EP, di Dusun Bojong, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang, Jabar, situasi dan kondisi di wilayah itu kembali normal. Begitu pula dengan jalur distribusi minyak mentah, yang telah berjalan seperti biasa. Bahkan, lingkungan yang tercemar juga, telah dibersihkan dari ceceran minyak mentah tersebut.

Kepala Desa Muara, Ita Sudita (48 tahun), mengatakan, sejak terdeteksi ada kebocoran pada Jumat (15/8) sore, warga bersama petugas langsung melaporkan kasus tersebut ke Pertamina. Sehingga, kasus kebocoran ini segera ditangani.

"Sehari setelah laporan, petugas dari Pertamina langsung datang," ujarnya, Rabu (20/8).

Saat itu juga, minyak mentah tersebut langsung dibersihkan. Meskipun, awalnya minyak yang tercecer ke area persawahan jadi rebutan warga. Tetapi, karena minyak itu masih mentah, jadi warga tak bisa memanfaatkannya.

Akhirnya, minyak mentah tersebut dikembalikan ke Pertamina melalui petugas yang membersihkan kebocoran itu. Saat itu, minyak yang bocor tersebut sangat banyak. Yakni, kendaraan yang turun untuk mengangkut minyak tersebut mencapai 10 tanki.

Beruntung, lanjut Ita, ceceran minyak itu tidak sampai ke pemukiman. Karena, posisi pipanya berada di sebelah kiri jalan atau tepatnya berbatasan langsung dengan area persawahan. Sedangkan, ke pemukiman jaraknya lumayan jauh sekitar 50 meter.

Selain itu, ceceran minyak itu tak mencemari sumur warga. Sebab, terhalang oleh jalan kabupaten. Akan tetapi, saat kebocoran itu terjadi, warga mengeluhkan soal aroma tak sedap yang keluar dari ceceran minyak tersebut.

Bau minyak mentah itu, menyebabkan anak-anak pelajad di SDN Bojong terpaksa pulang lebih awal. Sebab, khawatir menimbulkan keracunan. Anak-anak itu tidak belajar hanya Sabtu akhir pekan kemarin saja.

Tetapi, pada Senin (18/8) kemarin aktivitas sekolah kembali normal. Meskipun, sampai saat ini masih tercium aroma tak sedap. Tapi, ceceran minyaknya sudah tidak ada.

"Sekarang situasinya sudah normal lagi," ujarnya. 

Begitu pula, dengan ceceran minyak yang di sawah. Sudah dibersihkan oleh pihak Pertamina. Akan tetapi, padi yang tercemar minyak, tidak bisa diselematkan. Padi, tersebut gagal panen.

"Tapi, yang tercemarnya blok-blokan. Jadi, dalam sepetak sawah ada yang tercemar ada yang tidak tercecer minyak mentah tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Eka Fitria, pelajar kelas V SDN Bojong mengaku, saat ini aktivitas belajarnya sudah normal. Namun, aroma tak sedap masih menyeruak sesekali. Tapi, aromanya tidak sepekat seperti kali pertama kejadian kebocoran pipa tersebut.

"Sekarang, baunya juga sudah agak hilang," ujarnya.

Minyak mentah itu, tidak mencemari lingkungan di sekolah. Namun, karena jarak sekolah dengan pipa yang bocor dekat, maka aroma minyak mentah itu masuk semua ke sekolah. Karena, baunya menyengat, para siswa di liburkan untuk sementara waktu.

Secara terpisah, Asisten Manajer Humas PT Pertamina EP Asset 3, Dian Hapsari, mengaku, saat ini jalur distribusi minyak mentah sudah kembali normal. Bahkan, kebocoran tersebut tak menganggu jalur distribusi. Karena, kebocoran itu segera teratasi.

"Pokoknya sudah beres. Tinggal, negosiasi untuk ganti ruginya saja," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement