Rabu 20 Aug 2014 11:09 WIB

Kerugian Kebakaran di Pasar Tradisional Solo Capai Rp 1 Miliar

Salah satu pasar tradisional di Solo yang sebabkan kemacetan.
Foto: Ist
Salah satu pasar tradisional di Solo yang sebabkan kemacetan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kebakaran yang terjadi beberapa kios dan rumah milik pedagang di kawasan pasar tradisional Kleco, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, atau tepatnya barat bangunan induk pasar, Rabu (20/8) sekitar pukul 04.30 WIB, kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 1 miliar.

Menurut Kepala Polsek Laweyan Kompol Edi Wibowo di lokasi kejadian, peristiwa kebakaran kios dan rumah di sebelah barat bangunan pasar induk tersebut hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya.

Edi Wibowo mengatakan, dari hasil keterangan saksi munculnya api dari bangunan rumah yang digunakan untuk gudang sembako milik Harsini. Dugaan sementara munculnya api akibat konsleting listrik.

"Jika dari hasil pemeriksaan sementara di lokasi kejadian, api membakar tiga kios dan rumah milik warga seisinya kerugian diperkiarakan mencapai Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar," kata Kapolsek.

Bahkan, uang tunai sebanyak Rp 25 juta milik Harsini yang disimpan di dalam tokonya ikut ludes terbakar.

"Petugas hingga kini masih melakukan penyilidikan di lokasi kejadian. Api baru dapat dijinakan sekitar pukul 06.00 WIB, setelah sejumlah mobil pemadam kebakaran dari Kota Surakarta dan Sukoharjo datang ke lokasi," katanya.

Sementara sejumlah kios dan rumah milik pedagang di kawasan pasar tradisional Kleco, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, atau tempatnya barat bangunan induk pasar, Rabu sekitar pukul 04.30 WIB hangus terbakar. Kios yang ludes akibat kebakaran tersebut antara lain milik Harsini, Sripanut, dan Marmi. Toko Harsini yang menjual barang-barang kebutuhan pokok ludes terbakar.

Bahkan, rumah milik Harsini berlantai dua yang untuk menyimpan stok dagangan sembako di belakang tokonya itu ludes terbakar. Menurut saksi Sri Atun (23), pedagang sayur di Pasar Kleco, menjelaskan bahwa dirinya datang ke pasar sekitar pukul 05.00 WIB. Api sudah mulai membesar dari rumah gudang sembako milik Harsini.

"Saya biasanya menggelar dagangan di depan rumah milik Harsini. Namun, akibat terjadi kebakaran pindah ke timur," katanya.

Menurut Sri Atun, saat dirinya datang kondisi masih sepi dan asap mulai muncul dari rumah Harsini kemudian merembet ke barat kios milik mbah Sripanut. Api menjadi besar karena kios Mbah Sripanut menjual dagangan kertas, plastik, dan alat-alat masak dari kayu atau bahan yang mudah terbakar.

Bahkan, api kemudian merembet ke rumah milik Yunani yang terkena di bagian belakangnya. Dan, api yang ke timur merembet kios daging, buah, sayur, plastik, dan sembako.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement