Senin 18 Aug 2014 16:49 WIB

Peneliti Lokal Diharapkan Ungkap Misteri Gunung Padang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Para arkeolog melintas di Teras IV Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5). Sejumlah arkeolog dan geolog dari beberapa universitas melakukan kunjungan ke situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Foto: Antara
Para arkeolog melintas di Teras IV Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (11/5). Sejumlah arkeolog dan geolog dari beberapa universitas melakukan kunjungan ke situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Peneliti dunia, banyak yang tertarik ingin meneliti Gunung Padang yang ada di Cianjur-Jabar. Peneliti percaya, membuka misteri Gunung Padang dapat mengubah sejarah peradaban dunia.

Saat ini, peneliti Bosnia telah membentuk tim khusus Gunung Padang.  ''Untungnya, presiden tak membolehkan. Karena, harus putra bangsa yang mengungkap misteri Gunung Padang,'' ujar Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar kepada wartawan usai Menerima Tim Gunung Padang, Senin (18/8).

Menurut Deddy, misteri Gunung Padang yang belum terungkap sangat menggiurkan bagi peneliti. Termasuk, peneliti dunia. Ketertarikan dunia pada Gunung Padang pun, terlihat saat sebuah lembaga kabonating di Miami dan Batam, mengumumkan hasil penelitian di teras dua. Sebanyak 31 negara, langsung memberikan ucapan selamat pada Indonesia.

''Baru pengumuman karbonating teras dua saja, sudah menggemparkan dunia,'' katanya.

Deddy mengatakan, hasil penelitian Gunung Padang nanti bisa menemukan kembali jejak peradaban yang hilang. Selain itu, bisa mengangkat kembali nilai bangsa. Juga, bisa menghilangkan spekulasi dan konflik horizontal yang selama ini ada. ''Harta karunnya, jangan-jangan peradaban di negara kita,'' katanya.

Deddy menyambut baik, pemerintah sudah membuat Permen (peraturan menteri) tentang Gunung Padang. Bahkan, pemerintah sudah membentuk Tim Nasionala (Timnas). Jadi, bisa langsung bekerja melakukan persiapan eksavasi.  ''Permen kami belum terima. Nantinya, kami harus menyesuaikan Pergub (peraturan gubernur) tentang Gunung Padang dengan Permen yang lebih tinggi,'' katanya.

Pergub, kata dia, harus diteliti karena mengatur pemeliharaan, pengelolaan dan penelitian. Nantinya, harus diubah agar fokus pada pemeliharaan dan pengelolaan. Karena, penelitiannya sudah oleh pemerintah pusat.

''Pergub diubah agar bisa menyesuaikan dengan Permen. Ga boleh bertentangan, kami arahkan pada pengelolaan dan pemeliharaan. Kemarin kan ada penelitian sekarang di ambil alih oleh pusat,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement