Senin 18 Aug 2014 13:42 WIB

Pendukung Prabowo: Iseng Aja Ikut, Mau Senang-Senang

Rep: c82/ Red: Muhammad Hafil
Massa pendukung pasangan Capres nomor urut satu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa melakukan aksi treatrilkal saat sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres Tahun 2014 di halaman Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Kamis (14/8)
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Massa pendukung pasangan Capres nomor urut satu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa melakukan aksi treatrilkal saat sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres Tahun 2014 di halaman Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Kamis (14/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa pendukung Prabowo-Hatta mulai meninggalkan gedung Mahkamah Agung (MK) sekitar pukul 12.00 WIB, Senin (18/8). Ratusan pendukung memenuhi ruas jalan di depan gedung MK sejak pukul 09.00 WIB. Berbagai kalangan, mulai dari anak kecil, remaja hingga orang lanjut usia ikut meramaikan aksi damai tersebut.

Sama seperti sidang-sidang sebelumnya, mereka mengaku juga ingin mengawal sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) agar berjalan dengan jujur dan adil.

Salah satu pendukung, Lina (45 tahun) mengaku datang bersama rekan-rekannya untuk mendukung Prabowo-Hatta. Bersama 60 orang ibu rumah tangga lainnya, ia datang dari Koja, Jakarta Utara dengan menggunakan dua Metro Mini.

"Ini sama ibu-ibu pengajian. Datang karena kita peduli," kata Lina kepada Republika, Senin (18/8).

Lina mengaku datang karena tergerak untuk ikut mendukung Prabowo-Hatta. "Nggak ada yang koordinir ini," ujarnya.

Pendukung lain, Yuli (42) mengaku datang bukan karena ingin mendukung Prabowo-Hatta di persidangan. Ibu yang berasal dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini mengaku datang hanya karena ikut-ikutan.

"Kita diajakin sama yang dari Kramat jati. Iseng aja ikut, mau seneng-seneng gitu," kata Yuli.

Yuli mengatakan, ia bersama rombongannya dikoordinir oleh Ketua RT lingkungan mereka dan datang menggunakan Metro Mini. Ketika ditanya apakah ia memilih pasangan nomor urut satu dalam Pemilihan Presiden lalu, Yuli tersenyum dan mengelak untuk menjawab.

"Kalau itu rahasia dong," ujarnya.

Ia mengaku tidak menerima bayaran dan hanya diberi makanan ringan. Meski begitu ia mengaku tetap merasa senang. "Rame-rame sambil jalan gini. Kan belum tentu tiap tahun gini," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement