REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sebanyak 23 penumpang perahu pinisi yang tenggelam di perairan Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, selamat setelah ditolong oleh regu penyelamat dan nelayan yang mencari ikan di laut.
"Tinggal dua penumpang yang masih dalam pencarian dan sampai saat ini belum ditemukan," kata Kepala Seksi Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram Lalu Wahyu Efendi di Mataram, Senin (18/8).
Perahu pinisi yang membawa 20 wisatawan asing dan lima anak buah kapal (bukan 27 orang seperti berita sebelumnya) dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Ahad (17/8) sekitar pukul 01.15 WITA, diduga akibat menabrak batu karang.
Perahu pinisi tersebut membawa wisatawan asing dari Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, NTB, menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wahyu mengatakan, sebanyak 10 orang penumpang berhasil diselamatkan pada hari kejadian, Minggu (17/8), dan sudah dievakuasi ke daratan oleh masyarakat dan tim penyelamat, sedangkan 13 lainnya saat ini sudah berada di Labuhan Sape, setelah diselamatkan oleh nelayan, Senin dini hari.
Para penumpang yang diselamatkan pada hari kedua itu, terdiri dari lima anak buah kapal dan delapan wisatawan asing. Dengan demikian, total penumpang yang selamat 23 orang, sementara dua lainnya masih belum ditemukan.
"Ke-13 penumpang itu diselamatkan nelayan pada Senin, sekitar pukul 01.00 WITA, dalam keadaan terapung di laut," katanya.
Menurut dia, para korban yang berhasil diselamatkan itu mengalami dehidrasi dan saat ini kondisi fisiknya lemah, namun sudah mendapat perawatan intensif di Puskesmas Sape, Kabupaten Bima.
Untuk penyelamatan dua wisatawan lainnya yang belum ditemukan, lanjut Wahyu, pihaknya tetap melakukan upaya pencarian di sekitar perairan Pulau Sangeang.
Upaya penyelamatan tidak hanya melibatkan tim dari Basarnas Mataram dan Kabupaten Bima, tapi juga aparat kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan para nelayan.
Basarnas Mataram memberangkatkan 25 anggotanya ke perairan Pulau Sangeang, menggunakan kapal penyelamat RB 220 dari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, pada Minggu (17/8), untuk membantu upaya pencarian korban.
"Malam hari kami juga masih tetap melakukan pencarian, begitu juga pada siang hari ini tetap dilanjutkan karena masih ada dua wisatawan yang belum ditemukan," kata Wahyu.