Ahad 17 Aug 2014 18:49 WIB

Novela: Saya tak Merasa Diintimidasi

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Fernan Rahadi
Novela Nawipa bersaksi dalam sidang lanjutan perselisihan hasil Pilpres 2014 di gedung MK, Selasa (12/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Novela Nawipa bersaksi dalam sidang lanjutan perselisihan hasil Pilpres 2014 di gedung MK, Selasa (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi mandat Prabowo-Hatta di sidang Mahkamah Konstitusi dari Kampung Awaputu, Papua, Novela Nawipa mengklarifikasi tentang berita adanya intimidasi terhadap dirinya. Dia memastikan tidak ada ancaman baik terhadap dirinya maupun keluarganya.

"Saya tidak merasa diintimidasi dan tidak merasa di bawah tekanan," katanya dalam keterangan pers di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jakarta, Ahad (17/8).

Dia meminta agar semua pihak menyudahi opini bahwa dirinya mendapat ancaman. "Sebagai perempuan Papua, pribadi saya merasa sudah cukup," ujarnya. Ia menyatakan, kesaksiannya di MK hanya ingin menyampaikan apa yang dilihat dan dialaminya di kampung.

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan, tidak pernah ada intimidasi terhadap keluarga Novela di kampung halaman di Papua. Ia heran kenapa kesaksian Novela menjadi polemik yang berkepanjangan.

Pigai heran dengan fenomena yang terjadi terhadap Novela. Padahal MK sudah mengadili ribuan orang sebagai saksi. Tetapi, kata dia, ketika Novela bersaksi kemudian jadi masalah dan seolah-olah seperti 'dipelihara' sehingga menjadi berkepanjangan.

Pigai meminta kepada siapapun untuk tidak mencibir Novela. Ia juga tidak ingin novela terlalu dipuji. "Biarkan dia menjadi diri sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa ada dugaan terjadi teror terhadap saksi Prabowo-Hatta asal Papua.

Menurutnya, ada rumah saksi Prabowo-Hatta yakni Novela Nawipa asal kampung Awabutu, Kabupaten Paniai, Papua dirusak orang tidak bertanggung jawab. "Bahkan rumah ibu Novela telah dihancurkan. Ini sangat biadab, tidak boleh ditolerir," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement