Jumat 15 Aug 2014 17:42 WIB

Jalur Evakuasi di Gunung Slamet Ditambah

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).
Foto: Antara//Oky Lukmansyah
Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak mau mengambil resiko bila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan Gunung Slamet. Untuk itu, Pemkab Banyumas telah menambah jalur evakuasi dari semula 10 jalur menjadi 11 jalur.

''Kita menambah jalur evakuasi ini untuk memudahkan warga jika sewaktu-waktu harus mengungsi. Hal ini karena masalah kecepatan melakukan pengungsian menjadi kunci utama dalam upaya penyelamatan korban bencana,'' kata Kepala Dunas  Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDAMBM)  Pemkab Banyumas Irawadi, Jumat (15/8).

Dia menyebutkan, penambahan jalur evakuasi ini, awalnya memang atas permintaan warga di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng.

Awalnya, Pemkab memasukkan proses evakuasi warga Baseh dan sekitarnya ini ke jalur evakuasi Baseh-Kedungbanteng atau Beseh-Peninis. Namun warga menilai, jalur ini terlalu jauh. Warga mengusulkan agar jalur evakuasi melalui Kutayasa, sehingga lebih pendek.

Mendapat usulan seperti ini, Pemkab Banyumas akhirnya menentapkan tambahan yang secara resmi jalur evakuasi di lereng selatan Slamet, sehingga jika sewaktu-waktu ada instruksi mengungsi, warga sudah bisa melalui jalur tersebut.

Masukan itu, kata dia, sudah dipertimbangkan dan disetujui tim bersama baik di BPBD, SKPD terkait dan aparat keamanan TNI/Polri dan pihak kecamatan setempat. ''Saat ini akan kita cek kondisi jalurnya. Dari hasil pengecekan nanti, jika perlu dilakukan perbaikan jalan maka akan segera dilakukan perbaikan,'' jelasnya.

Menurutnya, dari 11 jalur evakuasi yang sudah ditetapkan tersebut, di antaranya akan dilakukan peningkatan kondisi jalan dengan melakukan pengaspalan hotmix. Tujuannya agar proses evakuasi menjadi lebih lancar. ''Selain itu, kalau di hotmix aktivitas warga sehari-hari juga akan makin mudah,'' jelasnya.

Sementara berdasarkan data di pos pengamatan Gunung Slamet Gambuhan, hingga Jumat (15/8), aktivitas Gunung Slamet masih tetap tinggi. Sepanjang pukuk 00.00 hingga pukul 06.00, terjadi 5 kali letusan dengan melontarkan abu tebal dengan ketinggian 200-300 meter dari puncak.

Selain itu, juga terdengar 30 kali suara dentuman yang terdengar cukup kuat, serta 9 kali lontaran lava pijar. Aktivitas tersebut, juga disertai dengan gempa letusan sebanyak 9 kali dangempa hembusan sebanyak 62 kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement