REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menilai salah satu persoalan yang menyebabkan semakin banyaknya tenaga kerja yang tertarik ke luar negeri adalah buruknya pengelolaan lapangan kerja di dalam negeri.
Secara khusus Ismet menyoroti keterpurukan Indonesia dalam kancah perdagangan Internasional. Menurut Ismed, saat ini Indonesia hanya menjadi pasar dari perdagangan internasional. Hal itu dikarenakan rendahnya proteksi negara dalam menjamin barang yang diproduksi anak bangsa.
"Bagaimana petani bisa eksis, saat petani panen, pasar langsung diserbu produk impor. Akhirnya para petani rugi," ujar dia, di Jakarta, Kamis (14/8).
Selain itu, lonjakan harga barang pokok hasil impor yang terjadi merupakan ulah dari para importir dalam menaikkan harga. Parahnya, kata dia, importir itu bekerja sama dengan pemerintah untuk mendapatkan jatah.
"Pemerintah juga kan mendapat bagian dari penjualan itu," ujar dia.
Ismed mencontohkan, harga daging sapi di Australia berkisar antara Rp 20-30 ribu per kilogram. Namun Importir bisa menjualnya dengan harga hingga mencapai Rp 120 ribu rupiah di pasar Indonesia.
Sementara, kata dia, pemerintah memiliki jatah yang tidak sedikit dari keuntungan yang didapat importir nakal itu.
Dia berkesimpulan, persoalan itu merupakan akibat dari keterpurkan mental para pejabat yang sefang memimpin bangsa Indonesia. Dia mengimbau agar penyelenggara negara dan calon pemimpin bangsa agar menjaga komitmen terhadap bangsa.
"Masalah kita sekarang adalah pemimpin yang tidak memiliki intergritas dan suka korupsi," ujar dia.
Halal bihalal yang dikemas dalam seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari organisasi Pro Demokrasi dan kalangan media. Acara yang digelar di TIM dimulai sejak jam 14.30 hingga jam 16.30 WIB.