Kamis 14 Aug 2014 19:31 WIB

Belum Kondusif, Pasar Skow Sepi Pembeli

Pasar Skow, Jayapura
Foto: Antara
Pasar Skow, Jayapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pasar di kawasan perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Papua New Guinea (PNG) masih sepi pembeli, meskipun situasi keamanan telah berangsur-angsur kondusif usai kontak senjata aparat keamanan dengan kelompok kriminal bersenjata.

Wakil Ketua Forum Koordinasi Pasar Perbatasan Skouw (RI)-Wutung (PNG)Ahmad yang ditemui di kawasan perbatasan, mengatakan, karena sepi pembeli maka omset yang diraihnya menurun drastis, atau hanya 10 persen dari sekitar Rp5 jutaan yang biasanya diraih tiap bulan.

"Saat ini aktivitas pasar di perbatasan Skouw berangsur-angsur pulih, hanya saja omset yang kami capai baru 10 persen dari biasanya sekitar lima juta rupiah tiap bulan," ujarnya.

Ia mengatakan sejak dibuka kembalinya pintu perbatasan RI-PNG pada dua - tiga pekan lalu, aktivitas jual beli pedagang dan masyarakat setempat serta masyarakat negara tetangga PNG mulai membaik. Hanya saja omset yang diraih belum maksimal, seperti beberapa bulan lalu sebelum kekerasan berupa penembakan terjadi pada Juni-Juli lalu.

"Kita harapkan omsetnya bagus. Memang ada orang masuk di sini. Tapi tidak banyak. Sejumlah pedagang juga masih takut buka kiosnya. Kemungkinan banyak orang takut juga sampai saat ini. Tapi kondisi saat ini, alhamdulilla aman," katanya.

Ahmad yang mulai berdagang di daerah perbatasan sejak 1994 silam itu menyebut jumlah pedagang yang ada di pasar modern yang diresmikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berjumlah 280 orang yang memperkejakan lebih dari 1.500 orang.

"Disini pedagangnya seimbang, 50 persen warga pribumi dan 50 persen kaum pendatang atau nusantara. Kami menjual bermacam-macam barang mulai dari pakaian, barang-barang kelontong, elektronik dan bahan bangunan dan semua produk Indonesia," katanya.

Ahmad juga meminta agar semua pemangku kepentingan dan lintas instansi agar ikut membantu ketentraman dan kedamaian aktivitas jual beli di kawasan perbatasan.

"Kami minta seluruh instansi terkait mohon bantu kita disini. Bagaimana agar perbatasan antara RI-PNG ini aman, damai dan kondusif. Dengan harapan kami dapat makan bersama dengan dua warga perbatasan kedua negara ini. Karena kedua warga negara saling membutuhkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement